Tuesday 2 April 2013

Metode Pendidikan Islam


Diera globalisasi ini, mutu pendidikan dirasakan perlu ditingkatkan untuk menunjang kebutuhan disegala bidang. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman tentang dasar dan tujuan pendidikan Islam secara mendalam. Apabila kita telah memamahami dasar dan tujuan, kita bisa memajukan pendidikan Islam secara nasional.
Dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan Islam, karena dasar pendidikan Islam itu akan menentukan corak dan isi pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam itupun akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Untuk itu maka kita harus benar benar memahami apa saja dasar pendidikan Islam dan tujuan yang nantinya bisa dicapai.
Islam memandang bahwa pendidikan bukan saja merupakan proses transfer dan transformasi sosial secara Islami, tetapi juga merupakan suatu amanah yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dunia dan akhirat melalui proses pembentukan manusia muttaqin agar dapat memperoleh ridha Allah swt dalam hidupnya. Jadi pendidikan Islam berfungsi untuk membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah swt.
Dengan kata lain mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan, juga memiliki kemampuan pengembangan diri, bermasyarakat, dan memiliki kemampuan bertingkah laku berdasarkan norma-norma susila menurut pendidikan Islam.
Pendidikan Islam pada dasarnya melatih kepekaan para peserta didik, sehingga sikap hidup dan perilakunya didominasi oleh perasaan mendalam terhadap nilai-nilai etis dan spiritual Islam. Latihan itu bertujuan agar para anak didik mampu mencari pengetahuan yang tidak sekedar untuk memuaskan keingintahuan intelektual mereka atau hanya untuk meraih keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak akan memberi kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia.
Untuk mencapai pendidikan Islam tidaklah mudah, selain karena proses pendidikan itu sendiri selalu terkait erat dengan lingkungan pergaulan, bahkan terasa semakin beratnya jika anak didik sendiri tidak memiliki motivasi yang cukup baik untuk belajar pendidikan Islam.
Dalam proses pendidikan Islam, alat dan metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan alat dan metode sebagai seni dalam mentransper ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Penerapan alat dan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Alat dan metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efesien.
Keberhasilan penggunaan suatu alat dan metode merupakan keberhasilan proses pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai diterminasi kualitas pendidikan. Sehingga alat dan metode pendidikan Islam yang dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan. Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam.
A.  Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.  Jadi metode dalam pengertian disini  adalah cara (jalan)  yang paling tepat (efektif) dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran.  Metode pendidikan Islam  adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam pendidikan Islam agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.
Metode pendidikan Islam yang sangat populer adalah metode silaturahmi, yakni adanya interaksi diantara umat Islam dalam mengembangkan pendidikan. Karena metode interaksi ini sangat kental di masyarakat, sampai hari ini pendidikan Islam lebih efektif dilaksanakan di berbagai kegiatan praktis di masyarakat. Misalnya pengajian mingguan, pengajian bulanan, pengajian antar tetangga, pengajian khusus kaum perempuan, pengajian khusus laki-laki, pengajian khusus remaja, pengajian khusus anak-anak, pengajian umum, dan berbagai kegiatan lainnya yang merupakan bagian dari pendidikan Islam di masyarakat.
Adapun pendidikan Islam yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal, di sekolah umum hingga perguruan tinggi, masih tetap menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, praktik, dan pelatihan.
Metode pendidikan Islam yang terkenal diterapkan pula oleh para dai yang terdiri atas tiga metode, yaitu :
1)   Metode Al-Hikmah , yakni metode pendidikan Islam dengan pemberian pemahaman ajaran Islam secara filosofis yang bersandarkan pada nilai-nilai cinta dan kebijaksanaan. Metode hikmah ini di sebut juga dengan metode syar’iyah atau normatif, yakni pendidikan Islam yang di kembangkan dengan pendekatan normatif, hitam putih, dan cenderung dogmatis. Selain itu, metode hikmah di kategorikan sebagai metode pendidikan Islam yang bersifat persuatif dan menekankan pendekatan kasih sayang kepada semua anak didik.
2)   Metode Al-Mau’idhah, yakni metode pendidikan Islam yang menerapkan nasihat-nasihat secara lisan maupun tulisan, melalui berbagai perumpamaan, cerita dan sindiran.
3)   Metode Mujadalah atau debat, yakni metode pendidikan Islam yang menggunakan perdebatan, baik debat langsung atau polemik.

B.       Metode sejarah pendidikan islam :
Metode-metode yang terdapat dalam sejarah pendidikan Islam diuraikan sebagai berikut:
1.    Metode deskriptif, ajaran-ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw, yang termaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh As-sunnah, khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan islam dapat dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana adanya.
2.    Metode komparatif mencoba membandingkan antara tujuan ajaran Islam tentang pendidikan dan tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada masa dan tempat tertentu.
3.    Metode analisis sintesis digunakan untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam.

C.  Hakikat Metode Pendidikan Islam
Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.  Jadi metode dalam pengertian disini  adalah cara (jalan)  yang paling tepat (efektif) dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran.  Metode pendidikan Islam  adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam pendidikan Islam agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.
Metode pendidikan Islam yang sangat populer adalah metode silaturahmi, yakni adanya interaksi diantara umat Islam dalam mengembangkan pendidikan. Karena metode interaksi ini sangat kental di masyarakat, sampai hari ini pendidikan Islam lebih efektif dilaksanakan di berbagai kegiatan praktis di masyarakat. Misalnya pengajian mingguan, pengajian bulanan, pengajian antar tetangga, pengajian khusus kaum perempuan, pengajian khusus laki-laki, pengajian khusus remaja, pengajian khusus anak-anak, pengajian umum, dan berbagai kegiatan lainnya yang merupakan bagian dari pendidikan Islam di masyarakat.
Adapun pendidikan Islam yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal, di sekolah umum hingga perguruan tinggi, masih tetap menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, praktik, dan pelatihan.
Metode pendidikan Islam yang terkenal diterapkan pula oleh para dai yang terdiri atas tiga metode, yaitu :
1.    Metode Al-Hikmah , yakni metode pendidikan Islam dengan pemberian pemahaman ajaran Islam secara filosofis yang bersandarkan pada nilai-nilai cinta dan kebijaksanaan. Metode hikmah ini di sebut juga dengan metode syar’iyah atau normatif, yakni pendidikan Islam yang di kembangkan dengan pendekatan normatif, hitam putih, dan cenderung dogmatis. Selain itu, metode hikmah di kategorikan sebagai metode pendidikan Islam yang bersifat persuatif dan menekankan pendekatan kasih sayang kepada semua anak didik.
2.    Metode Al-Mau’idhah, yakni metode pendidikan Islam yang menerapkan nasihat-nasihat secara lisan maupun tulisan, melalui berbagai perumpamaan, cerita dan sindiran.
3.    Metode Mujadalah atau debat, yakni metode pendidikan Islam yang menggunakan perdebatan, baik debat langsung atau polemik.

D.      Macam-Macam Metode Dalam Al-Qur’an dan Sunnah
1.    Metode kisah
Menurut QS. Hud : 120. Yang artinya dan semua kisah dari Rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu, dan dalam kisah ini telah dating kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.
Cerita Al-Qur’an secara lebih spesifik bertujuan memberikan kekuatan psikologis kepada Nabi SAW, dalam perjuanga menghadapi kaum kafirin. Orang sering ditimpa kesukaran atau musuh, mungkin bakal prustasi atau kecil hati. Namun jika dia tahu bahwa dia dalam perjuangan dari kesulitan itu tidak mengalami sendiri dan masih banyak orang yang mengalami hal yang serupa dan ternyata berhasil, dia bakal yakin dengan dirinya yang pada gilirannya menyampaikan pada keberhasilan yang diperjuangkannya. Orang-orang semacam ini harus dijadikan teladan untuk diikuti.
Dalam pendidikan Islam, terutama pendidikan agama Islam, kisah sebagai metode pendidikan amat penting, alasannya, Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya, makna-makna itu akan menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengar.
2.    Metode dialog ( Hiwar )
Metode dialog ( hiwar ) mempunyai dampak yang dalam bagi pembicara dan juga bagi pendengar pembicaraan itu. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal :
a.    Dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan. Kedua pihak saling memperhatikan kebenaran dan kesalahan dapat terkoreksi.
b.    Pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu karena ingin tahu kesimpulannya.
c.    Metode ini dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya.
d.   Bila hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi akhlak tuntunan islam, maka cara berdialaog, sikap orang yang terlibat, itu akan mempengaruhi peserta sehingga pengaruh berupa pendidikan akhlak sikap dalam berbicara dan sebagainya.
Ada beberapa jenis hiwar antara lain : 
1)   Hiwar Khitabi atau ta’abbudi, yaitu dialog yang diambil dari dialog yang diambil dari tuhan dan hambanya.
2)   Hiwar Washfi, yaitu dialog antara tuhan dengan malaikat atau makhluk ghaib lainnya ( dilihat Q.S as-Saffat :20-23, 50-57 ).
3)   Hiwar Qishashi, contoh surat Hud : 84-95.
4)   Hiwar Jadali, yaitu hiwar yang bertujuan untuk menetapkan hujjah. Contoh surat An-Najm 1-5.
3.    Metode Amtsal ( metafora )
Dalam metafora ( amtsal ), benda-benda ( objek ) nyata digunakan untuk memfasilitasi pemahaman konsep yang sedang diperhatikan dalam ayat 41 surat Al-Ankabut disebutkan bahwa Allah menyamakan segala yang diparetnerkan kepadanya dengan sarang laba-laba yang merupakan sarang makhluk paling lemah. Fungsi yang lainnya adalah menjadikan perilaku kaum beriman menarik dan perilaku kaum kafirin refresif ( menjijikan ). Ayat 18 surat Ibrahim menyatakan bahwa amalan orang-orang kafir bagaikan abu yang ditiup angin kencang disuatu hari yang berangin keras. Ayat 261 Al-Baqarah menyebutkan, menapkahkan harta dijalan Allah bagaikan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai dan tiap tangkai tumbuh seratus biji.
4.    Metode Teladan
Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam memperrsiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial. Juga telah mengajarkan bahwa Rasul yang diutus untuk menyampaikan risalah samawi kepada umat manusia, adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat lihur, baik spiritual maupun intelektual. Sehingga manusia belajar darinya, memenuhi panggilannya, menggunakan metodenya dalam hal kemulyaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji. Dia mengutus Muhammad SAW sebagai teladan yang baik bagi umat manusia disetiap saat dan tempat sebagai pelita yang menerrangi dan purnama yang member petunjuk.
5.    Metode Pembiasaan
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, sangat banyak kebiasaan yang berrlangsung otomatis dalam tutur kata dan bertingkah laku. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman.
6.    Metode Ibrah dan Mauizah
Esensi ibrah dalam kisah ini ialah bahwa Allah berrkuasa menyelamatkan Yusuf setelah dilemparkan kedalam sumur yang gelap, meninggikan kedudukannya setelah dijebloskan ke penjara.
Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ibrah dengan suatu kondisi yang dapat mengantarkan pengetahuan, dari pengetahuan konkret menuju pengetahuan abstrak, baik melalui perenungan ( ta’amul ) ataupun pemikiran ( tafakur ). Muhammad Rasyid Ridha member arti al-mauizah dengan nasihat ( an-nasihah ) dan peringatan ( at-Tadzkir ) yang baik dan benar, yang dapat menyentuh hati sanubari, agar anak didi terdorong untuk berraktifitas baik.
7.    Metode Targhib dan Tarhib
Targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yabg disertai bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa yang dilakukan. Targhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah. Tarhib demikian juga, akan tetapi tekanannya ialah Targhib agar melakukan kebaikan sedangkan Tarhib agar menjauhi kejahatan.
Perbedaan utamanya ialah Targhib dan Tarhib berdasarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan hukum berdasarkan dunia.
Implikasi dari perbedaan itu antara lain :
·      Targhib dan Tarhib lebih teguh karena akarnya berada di langit, sedangkan teori hukuman dan ganjaran hanya berdasarkan sesuatu yang duniawi. Targhib dan Tarhib itu mengandung aspek iman, sedangkan metode hukuman dan ganjaran tidak.
·      Di pihak lain Targhib dan Tarhib lebih lemah daripada hukuman dan ganjaran karena hukuman dan ganjaran lebih nyata dan langsung waktu itu juga, sedangkan Targhib dan Tarhib tidak langsung dan diterima di akhirat.

E.       Tujuan, Tugas dan Fungsi Metode Pendidikan Islam
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, member kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Ditunjukkan juga bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam.
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami , menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta maningkatkan keterampilan olah fikir. Selain  itu, tugas utama metode tersebut adalah membuat perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berrhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagai mana faktor-faktor terrsebut diharapkan menjadi pendorong kearah perbuatan nyata.
F.       Prosedur Pembuatan Metode Pendidikan
Prosedur pembuatan metode pendidikan Islam adalah dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi :
1.    Tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif ( pembinaan akal fikiran, seperti kecerdasan, kepandaian, daya nalar ), aspek afektif ( pembinaan hati seperti pengembangan rasa, kesadaran, kepekaan emosi dan kematangan spiritual ) dan aspek psikomotorik ( pembinaan jasmani, seperti badan sehat, mempunyai keterampilan ).
2.    Peserta didik. Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa dan bagaimana metode itu mampu mengembangkan peserta didik dengan mempertimbangkan berbagai tingkat kematangan, kesanggupan, kemampuan yang dimilikinya.
3.    Situasi. Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana serta kondisi lingkungannya ynag mempengaruhinya.
4.    Fasilitas. Faktor ini digunakan untuk menjawab  dimana dan bila mana termasuk juga berbagai fasilitas dan kuantitasnya.
5.    Pribadi pendidik. Faktor ini dugunakan untuk menjawab pertanyaan oleh siapa serta kompetensi dan kemampuan propesionalnya yang berbeda-beda.

G.      Asas-Asas Pelaksanaan Metode Pendidikan Islam
Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibany mengemukakan tujuh prinsip pokok metode pendidikan Islam yaitu seorang pendidik harus :
1.    Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didik.
2.    Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan.
3.    Mengetahui sikap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak didik.
4.    Mengetahui perbedaan individu anak didik.
5.    Mengetahui kepahaman dan mengetahui hubungan, interaksi, pengalaman, dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan dan kebebasan berfikir.
6.    Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.
7.    Menegakkan “uswatun hasanah”.
Muhaimin dan Abdul Mujib merinci asas-asas pelaksanaan metode pendidikan Islam sebagai berikut :
1.        Asas motivasi. Maksudnya pendidikan dalam menggunakan metode harus berusaha membangkitkan minat peserta didik sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang disajikan.
2.        Dalam proses belajar mengajar ( pembelajaran ) pendidik dalam menggunakan metode harus memberikan kesempatan kepada paserta didik untuk mengambil  diberikan, secara individual maupun koletif.
3.        Asa apersepsi, adalah gejala jiwa yang dialami apabila kesan baru muncul kedalam kesadaran seseorang yang berjalin dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki disertai proses pengelilaan, sehingga menjadi kesan yang lebih luas. Asas ini bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang telah dikenal oleh peserta didik.
4.        Asas Peragaan, dalam asas ini pendidik memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan, sehingga anak didik dengan jelas dan pengajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan.
5.        Asas ulangan
Asas yang merupakan untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, serta sikap setelah mengikuti pengajaran sebelumnya. Hal ini karena penguasaan pengetahuan mudah terlupakan oleh peserta didik jika dialami sekali atau setengah-setengah.
6.        Asas korelasi
Pendidik hendaknya memandang peserta didik sebagai sejumlah daya yang dinamis yang senantiasa dalam keadaan interaksi dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan. Karena itu pendidik harus menghubungakan suatu bahan pelajaran dengan bahan lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat.
7.        Asas konsentrasi
Asas yang mempokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksanakan tujuan pendidikan serta memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya.
8.        Asas individualisasi
Asas yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individu, baik pembawaan atau lingkungan yang mempengaruhi seluruh pribadi peserta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi, bakat serta lingkungan yang mempengaruhinya.
9.        Asas sosialisasi
Asas yang memperhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan pendidik, atau sesama peserta didik dengan masyarakat.
10.    Asas evaluasi
Asas yang memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai feed back pendidikan dalam memperbaiki cara mengajar.
11.    Asas kebebasan
Asas yang memberikan keleluasaan keinginan dan tindakan bagi peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif.
12.    Asas lingkungan
Asas yang menentukan metode yang berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan.
13.    Asas globalisasi
Asas sebagai akibat dari pengaruh psikologi Getsal dan psikologi totalitas yaitu peserta didik bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, sosial dan sebagainya.
14.    Asas pusat-pusat minat
Asas yang memperhatikan kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal yang berharga apabila sesuai dengan kebutuhan.
15.    Asas kedaulatan
Pada fase-fase tertentu peserta didik mempunyai kecenderungan belajar lewat penilaian terhadap kebiasaan dan ting kah laku orang disekitarnya.
16.    Asas pembiasaan
Asas yang memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik.

H.      Pendekatan Metode Pendidikan Islam
Perwujudan stategi pendidiksn Islam dapat di konfigurasikan dalam bentuk metode pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan (approach)-nya.
Pendidikan dikembangkan untuk mencerdaskan generasi mendatang sehingga siap menghadapi tantangan kehidupan pada masa depan. Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan harus menggunakan berbagai pendekatan yang diterima oleh perkembangan zaman, dan dapat mengimbangi perkembangan pendidikan di dunia barat.
Pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.        Pendekatan keteladanan
2.        Pendekatan nasihat
3.        Pendekatan ganjaran
4.        Pendekatan hukuman
5.        Pendekatan cerita
6.        Pendekatan tradisional
7.        Pendekatan intruksional
8.        Pendekatan kekuatan improvisasi jiwa
9.        Pendekatan historis
10.    Pendekatan sosiologi
11.    Pendekatan antropologis
12.    Pendekatan strukturalis
13.    Pendekatan kultural
14.    Pendekatan politis
15.    Pendekatan normatif
16.    Pendekatan fungsionalistik
Pendekatan-pendekatan diatas sudah dijelaskan dalam uraian sebelumnya, tetapi juga perlu diperjelas disini adalah pendekatan sosiologis, pendekatan tradisional, pendekatan struktural, pendekatan fungsional, dan pendekatan normatif. Pendekatan sosiologis yaitu pendidikan Islam yang dikembangkan dengan mengacu pada kekayaan kebudayaan lokal masyarakat sehingga basis pendidikan Islam yang diterima oleh peserta didik bercirikan pada tradisi masyarakat setempat.
a.    Pendekatan tradisional adalah pendekatan yang mengembangkan pendidikan Islam dengan cara-cara pendidikan pondok pesantren masa lalu. Misalnya pesantren kaum Salafiyyin dan beberapa pesantren yang masih mempertahankan model pendekatan pendidikan gaya lama.
b.    Pendekatan struktural adalah pendekatan pendidikan Islam yang mengacu pada kehendak struktur tertentu, misalnya pola pendidikan struktur kekuatan keluarga yang feodalistik atau struktur yang dibangun oleh penguasa. Pendidikan dengan pendekatan ini menerima dan mengembangkan pesan-pesan politis tertentu sehingga dapat dikatakan sebagai pendidikan yang menggunakan pendekatan politis.
c.    Pendekatan fungsional adalah pendekatan pendidikan Islam ynag bersandar pada hubungan harmoni antara sumber ajaran Islam dan kehidupan kultural masyarakat yang personalistik sehingga pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan kultural.
d.   Pendekatan normatif adalah pendekatan dalam pendidikan Islam yang bersifat dogmatis sehingga pendekatan ini tidak serta merata menerima, bahkan cenderung menolak kemajuan pendekatan diluar norma yang telah baku dan dilaksanakan dengan keyakinan sepenuhnya dikalangan para pendidik dan peserta didiknya.

I.         Undang-undang yang Berhubungan dengan Sistem Pendidikan
1.    UU SISDIKNAS no. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang
2.    UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

No comments:

Post a Comment