1.
Wudhu
Wudhu adalah suatu
aktivitas dengan syarat dan rukun tertentu untuk menghilangkan hadas kecil dan
untuk memperoleh sahnya shalat dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan.
Perintah wudhu bersamaan dengan perintah wajib shalat lima waktu yaitu satu
tahun setengah setelah hijrah. Firman Allah SWT:
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sÎ) óOçFôJè% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tÏ÷r&ur n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3ÅrâäãÎ/ öNà6n=ã_ör&ur n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# {المائدة: 6}
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”.
Syarat wudhu
1.
Islam;
2.
Mumayyiz, karena wudhu itu merupakan ibadah yang wajib diniati,
sedangkan orang yang tidak beragama Islam dan orang yang belum mumayyiz tidak
diberikan hak untuk berniat;
3.
Tidak berhadas besar;
4.
Dengan air yang suci dan mensucikan;
5.
Tidak ada sesuatu yang dapat menghalangi sampainya air pada kulit.
Rukun wudhu
1.
Niat;
2.
Membasuh muka;
3.
Membasuh kedua tangan hingga kedua sikutnya;
4.
Menyapu sebagian rambut kepala dengan air;
5.
Membasuh kedua kaki hingga mata kakinya;
6.
Menertibkan rukun diatas.
2.
Tayamum
Tayamum adalah mengusapkan
tanah ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan beberapa syarat. Tayamum
adalah pengganti wudhu atau mandi, sebagai rukhshah (keringanan) untuk orang
yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (udzur), yaitu:
1.
Karena sakit
2.
Karena dalam perjalanan
3.
Karena tidak ada air
Firman Allah SWT
bÎ)ur NçGYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!%y` Ótnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãMçGó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB (#qßJ£JutFsù #YÏè|¹ $Y6ÍhsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3Ï÷r&ur çm÷YÏiB {المائدة: 6}
Artinya:
“Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”.
Syarat Tayamum
§
Sudah masuk waktu shalat;
§
Sudah diusahakan mencari air tetapi tidak mendapatinya sedangkan
waktu shalat hampir habis;
§
Dengan tanah suci dan berdebu;
§
Menghilangkan najis.
Rukun Tayamum
§
Niat;
§
Menyapu muka dengan tanah;
§
Menyapu kedua tangan sampai kedua sikunya dengan tanah;
§
Tertib.
SHALAT WAJIB
Syarat Wajib Shalat
§ Islam
§ Suci dari haid dan nifas
§ Berakal
§ Baligh
§ Telah sampai dakwah
§ Melihat atau mendengar
§
Terjaga
Syarat Sahnya Shalat
§ Suci dari hadas besar dan kecil
§ Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis.
§ Menutup aurat
§ Mengetahui masuknya waktu shalat
§ Menghadap kiblat
1.
Shalat Munfarid
Shalat Munfarid adalah shalat
yang didirikan hanya seorang diri.
2.
Shalat Berjama’ah
Shalat Berjama’ah adalah
shalat yang didirikan oleh lebih dari seorang minimal dua orang maksimal
tak terhingga, salah seorang diantaranya berlaku sebagai imam dan yang lainnya
sebagai makmum. Sebagaimana terdapat dalam Surat An-Nisa ayat 102:
#sÎ)ur |MZä. öNÍkÏù |MôJs%r'sù ãNßgs9 no4qn=¢Á9$# öNà)tFù=sù ×pxÿͬ!$sÛ Nåk÷]ÏiB y7tè¨B {النساء: 102}
Artinya:
“Dan apabila kamu berada di
tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat
bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)
besertamu”.
3.
Shalat Jum’at
Shalat Jum’at adalah
shalat dua rakaat sesudah khutbah pada waktu dzuhur di hari jum’at.
SHALAT SUNNAT
1.
Shalat Sunnat Rawatib
Shalat Sunnat Rawatib adalah
Shalat Sunnat yang mengikti shalat
fardhu yang lima waktu. Didirikan sebelum atau sesudah shalat fardu.
Shalat sunnat Rawatib mu’akkad
(sanagt dianjurkan)
§ 2
rakaat sebelum Subuh;
§ 2
rakaat sebelum Dzuhur;
§ 2
rakaat sesudah Dzuhur;
§ 2
rakaat sesudah Maghrib;
§ 2
rakaat sesudah Isya.
Shalat Sunnat Rawatib Ghair
Mu’akkad
§ 2
rakaat sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya;
§ 4
rakaat sebelum Ashar;
§ 2
raka’at sebelum Maghrib;
2.
Shalat Sunnat Tahajjud
Shalat
sunnat Tahajjud adalah shalat sunnat pada waktu malam, lebih baik di kerjakan
sesudah larut malam, dan sesudah tidur. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan
banyaknya tidak ditentukan boleh sekemampuan.
Allah SWT berfirman:
z`ÏBur È@ø©9$# ô¤fygtFsù ¾ÏmÎ/ \'s#Ïù$tR y7©9 #Ó|¤tã br& y7sWyèö7t y7/u $YB$s)tB #YqßJøt¤C {الإسراء: 79}
Artinya:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajjudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ke tempat yang Terpuji”.
3.
Shalat Sunnat Tarawih dan Witir
Shalat
sunnat Tarawih adalah shalat pada malam hari di bulan Ramadhan. Hukumnya Sunnah
Muakkad (sangat dianjurkan) boleh dikerjakan sendiri-sendiri (munfarid) boleh
juga dikerjakan dengan berjama’ah. Waktunya sesudah shalat Isya sampai terbit
fajar (waktu shubuh). Jumlah rakaatnya bermacam-macam ada yang 8, 20, dan 36
tergantung imam madzhab yang dianutnya. Shalat sunnat witir adalah shalat
sunnat ganjil, mulai dari 1, 3, 5, 7, 9 dan 11 rakaat. Waktunya sesudah shalat
Isya sampai terbit fajar (waktu Shubuh).
4.
Shalat Sunnat Dhuha
Shalat
Sunnat Dhuha adalah shalat sunnat dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya 8
rakaat, ketika waktu dhuha, yaitu pada saat naiknya matahari setinggi tombak.
Kira-kira jam 8-9 sampai tergelincirnya matahari/tengah hari. Rasulullah SAW
bersabda:
عن أبي
هريرة قال أوصانى خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاث بصيام ثلاثة أيام في كل شهر
وركعتي الضحى وأن أوتر قبل أن أنام (رواه البخاري
ومسلم)
Artinya:
“Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) telah berpesan kepadaku tiga macam pesan: (1) Puasa tiga hari setiap bulan, (2) Shalat
Dhuha dua rakaat, dan (3) Shalat witir sebelum tidur”. (HR. Bukhari Muslim)
5.
Shalat Sunnat Istisqa
Shalat
Sunnat Istisqa adalah shalat sunnat minta hujan. Shalat sunnat ini dilakukan
kerena sudah terlalu lama tidak turun hujan sehingga tanah menjadi sangat
kering dan manusia serta hewan sangat membutuhkan air untuk melangsungkan hidupnya.
Waktunya di pagi hari menjelang siang, dan dilaksanakan di lapangan. Jumlah
rakaanya dua rakaat dan diikuti dengan khutbah oleh khatib. Sunnat-sunnat Istisqa, adalah:
a.
Sebelum shalat dilakukan, imam menyuruh
masyarakat untuk bertaubat, memperbanyak sadaqah, meninggalkan kedzaliman, dan
puasa sunnah selama tiga hari.
b.
Pada hari keempat imam bersama
masyarakat menuju tempat shalat dengan pakaian sederhana, dengan tenang dan
merendahkan diri.
c.
Shalat dua rakaat seperti shalat Ied (hari
raya)
d.
Imam menyampaikan khutbah setelah shalat
e.
Mengubah posisi surban
f.
Memperbanyak do’a dan istighfar.
6.
Shalat Sunnat Istikharah
Shalat
Sunnat Istikharah adalah shalat sunnat mohon petunjuk kepada Allah atas hal
yang baik atau memohon petunjuk atas dua pilihan yang membuat dia bingung, maka
di saat itu disunnatkan untuk memohon petunjuk dengan melakukan shalat dua
rakaat kemudian ia berdo’a mohon petunjuk atas keraguannya. Waktu
pelaksanaannya boleh siang atau malam.
7.
Shalat Sunnat Syiddatul
Khauf
Shalat
sunnat Syiddatul Khauf adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan yang sangat
mencekam, misalnya dalam peperangan. Walaupun dalam keadaan bagaimanapun tetap
shalat harus didirikan. Dalam shalat ini ada beberapa cara dengan tujuan
kewajiban terlaksana dan terjaga diri dari bahaya. Salah satu cara shalat syiddatul khauf adalah sebagaimana dalam firman Allah
Surat Al-Baqarah ayat 239:
÷bÎ*sù óOçFøÿÅz »w$y_Ìsù ÷rr& $ZR$t7ø.â ( !#sÎ*sù ÷LäêYÏBr& (#rãà2ø$$sù ©!$# $yJx. Nà6yJ¯=tæ $¨B öNs9 (#qçRqä3s? cqãKn=÷ès? {البقرة: 239}
Artinya:
“Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka
shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui”.
8.
Shalat Sunnat Iedul Fitri
dan Iedul Adha
Shalat
sunnat Iedul Fitri dan Iedul Adha adalah shalat sunnat hari raya yaitu hari
raya Iedul Fitri pada tanggal 1 Syawwal, dan hari raya Iedul Adha yaitu shalat
sunnat pada tanggal 10 Dzulhijjah. Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat kemudian
diikuti dengan khutbah. Waktunya sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya
matahari. Boleh dilakukan munfarid, boleh berjama’ah. Hukum shalat hari raya adalah muakkad. Pada rakaat
pertama dibaca takbir tujuh kali selain takbiratul ihram, sedangkan pada rakaat
kedua dibaca takbir lima kali selain takbir untuk berdiri.
9.
Khusyuf dan Kusuf
Hukumnya
sunnat istimewa, boleh berjama’ah, boleh juga munfarid. Caranya yaitu sebagai berikut:
a.
Jumlah rakaatnya dua raka’at
b. Takbiratul ihram
dengan niat shalat gerhana, Lalu membaca surat al-Fatihah, kemudian ruku’, kemudian berdiri,
kemudian membaca Fatihah dan ruku’ lagi
kamudian I’tidal, kemudian sujud dua kali. Ini terhitung satu raka’at. Pada raka’at
kedua pun sama seperti halnya pada raka’at pertama. Jadi shalat gerhana ini di
lakukan dengan dua raka’at empat kali membaca Fatihah, empat kali ruku’, empat
kali sujud
c.
Cara yang ketiga adalah seperti yang kedua, hanya
berdirinya agak lama dengan membaca surat yang panjang, dan rukuknya lama pula.
Bacaan shalat gerhana ialah dengan bacaan nyaring baik gerhana bulan maupun
gerhana matahari, karena Rasulullah saw sewaktu
shalat gerhana beliau mengeraskan bacaannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa
bacaan shalat gerhana bulan dikeraskan karena terjadi di waktu malam hari,
tetapi bacaan shalat gerhana matahari tidak dikeraskan karena shalat itu
dilaksanakan pada waktu siang hari. Sesudah shalat gerhana disunatkan
berkhutbah nasihat kepada umum tentang apa-apa yang menjadi kepentingan pada
waktu itu, menyuruh mereka taubat dari segala pekerjaan yang salah, serta
menyuruh beramal kebaikan seperti bersedekah, berdoa, dan meminta ampun dari
segala dosa.
10.
Sujud Tilawah
Sujud
tilawah adalah sujud bacaan. Disunatkan sujud bagi orang yang membaca ayat-ayat
sajdah, begitu juga bagi orang yang mendengarnya. Apabila yang membaca
melakukan sujud tilawah, maka yang mendengarpun sunnat melakukan sujud tilawah.
Bacaan sujud tilawah adalah:
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهَ وَشَقَّ
سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ وَبِحَوْلِهِ وَقُوَّتِه
Rukun Sujud Tilawah
1.
Niat;
2.
Takbiratul Ihram;
3.
Sujud;
4. Memberi salam sesudah duduk.
Tempat
ayat-ayat sajdah dalam al-Quran
§ Surat
Al-Araf ayat 206
¨ crßàfó¡o &s!ur
§ Surat Ar-Ra’d ayat 15 ÉA$|¹Fy$#ur Íirßäóø9$$Î/
§ Surat An-Nahl ayat 50 t tbrãtB÷sã $tB tbqè=yèøÿtur
§ Surat Al-Israa ayat 109 % Yæqà±äz óOèdßÌtur
§ Surat Maryam ayat 58 $|Å3ç/ur#Y£Úß (#ryz
§ Surat Al-Hajj ayat 18ãâä!$t±o $tB @yèøÿt ó©!$# ¨bÎ)
§ Surat Al-Hajj ayat 77 ö cqßsÎ=øÿè? Nà6¯=yès9
§ Surat Al-Furqon ayat 60 #YqàÿçR ö Nèdy#yur
§ Surat An-Naml 26 ÉOÏàyèø9$# ¸öyèø9$# >u
§ Surat As-Sajdah
ayat 15 crçÉ9õ3tFó¡o wNèdur
§ Surat Sad ayat 24 z>$tRr&ur $YèÏ.#u §yzur
§ Surat Hamim ayat 38
§ Di akhir surat
an-najm (#rßç7ôã$#ur ! (#rßègô$$sù
§ Surat Al-Insyiqaq
ayat 21 tbrßàfó¡o w
§ Akhir surat Al-‘Alaq >ÎtIø%$#ur ßÚó$#ur
KHUTBAH
1.
Khutbah Jum’at
Khutbah Jum’at adalah
khutbah yang dilakukan sebelum shalat jum’at.
Rukun khutbah Jum’at
§ Mengucapkan pujian kepada Allah SWT
§ Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad saw
§ Mengucapkan dua kalimat Syahadat
§ Berwasiat taqwa
§ Membaca salah satu ayat Al-Qur’an
§ Berdo’a untuk umat Islam
Syarat dua Khutbah adalah:
§ Hendaklah kedua khutbah itu dimulai sesudah
tergelincir matahari
§ Ketika khutbah hendaknya dilakukan dengan berdiri
bagi yang mampu
§ Khatib hendaklah duduk diantara dua khutbah
§ Hendaklah khutbah dilakukan dengan suara yang
nyaring, kira-kira terdengar oleh semua ahli jum’at
§ Kedua khutbah hendaknya dilakukan dengan
berturut-turut
§ Khatib hendaknya suci dari hadats dan najis
§ Khatib hendaknya menutup auratnya.
2.
Khutbah Iedul Fitri dan Iedul Adha
Khutbah iedul Fitri dan
iedul Adha pada dasarnya sama dengan khutbah jum’at baik rukun maupun
syaratnya. Namun demikian ada beberepa perbedaan dalam khutbah iedul Fitri dan
iedul Adha, yaitu:
§ Dilakukan setelah shalat ied;
§ Diawali dengan takbir sembilan kali (9x) pada khutbah
pertama dan tujuh kali (7x) pada khutbah kedua;
§ Hendaklah dalam khutbah hari raya idul Fitri itu
diadakan penerangan tentang zakat fitrah, dan pada khutbah hari raya iedul Adha
hendaklah diadakan penerangan tentang hukum-hukum kurban.
3.
Khutbah Khusyuf dan Kusuf
Khutbah khusyuf dan kusuf
adalah khutbah yang dilakukan setelah melakukan shalat gerhana (bulan /
matahari). Syarat dan rukunnya sama dengan khutbah shalat ied. Namun dalam khutbah ini
khatib hendak memperbanyak membaca istighfar dan memohon ampunan dari semua
dosa kecil maupun dosa besar.
4. Khutbah Istisqa’
Khutbah istisqa’ adalah
khutbah yang dilakukan setelah melakukan shalat istisqa’ (shalat minta hujan).
Syarat dan rukunnya sama dengan khutbah shalat ied. Namun dalam khutbah ini
khatib hendak memperbanyak membaca istighfar dan memohon ampunan dari semua
dosa kecil maupun dosa besar, bertaubat kepada Allah dan memohon agar Allah
segera menurunkan hujan.
5.
Khutbah Nikah
Khutbah nikah adalah khutbah
yang dilakukan setelah pelaksanaan akad nikah. Dalam khutbah nikah ini tidak
ada khutbah kedua. Selain itu dalam khutbah nikah hendaklah khatib
menjelaskan hak dan kewajiban suami dan istri.
PENYEMBELIHAN
Menyembelih adalah
melenyapkan ruh binatang untuk dimakan, dengan sesuatu yang tajam selain dari
tulang dan kuku.
Rukun penyembelihan
§ Penyembelih syaratnya harus
orang Islam;
§ Yang disembelih adalah
binatang halal menurut Allah dan Rasul-Nya.
Cara menyembelih:
1. Binatang yang dapat disembelih di lehernya,
hendaklah disembelih di lehernya, dipotong urat tempat lewatnya makanan, dan
urat tempat keluarnya nafas binatang. Kedua urat itu wajib putus;
2. Binatang yang tidak dapat disembelih di
lehernya karena liar atau jatuh dalam lubang hingga tidak dapat disembelih di
lehernya; menyembelihnya dilakukan dimana saja dari badannya asalkan dia dapat
mati karena luka itu;
3. Alat Penyembelih: semua barang yang tajam,
melukakan, besi atau bambu atau yang lainnya boleh dipakai untuk menyembelih,
kecuali gigi, tulang dan kuku.
1. Qurban
Qurban adalah binatang yang
disembelih guna beribadah kepada Allah SWT pada Hari Raya Haji dan tiga hari
kemudian (11 sampai 13 zulhijjah).
Waktu Qurban adalah mulai
dari matahari setinggi tombak pada Hari Raya Haji sampai terbenam matahari pada
tanggal 13 bulan haji. Binatang yang sah untuk Qurban ialah binatang yang tidak
cacat, seperti pincang, sangat kurus, sakit, potong telinganya, potong ekornya,
dan telah berumur sebagai berikut:
§
Kambing / domba berumur satu tahun lebih, atau sudah berganti
gigi;
§
Untu berumur lima tahun;
§
Sapi atau kerbau yang telah berumur lebih dari dua tahun.
Untuk pelaksanaan Qurban,
penyembelihannya sama dengan penyembelihan pada umumnya. Namun dalam
pelaksanaan penyembelihan ibadah Qurban hendaklah orange yang berqurban
menyaksikan penyembelihan itu, bahkan jka mampu dia sendiri yang
menyembelihnya, tetapi jika tidak mampu boleh di sembelih oleh siapa saja yang
di percaya. Dalam penyembelihannya terlebih dahulu membacakan takbir.
2. Aqiqah
Aqiqah
adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak (laki-laki
maupun perempuan). Hukum Aqiqah adalah sunat bagi orang yang wajib menanggung belanja
si anak. Hendaknya disembelih bagi anak laki-laki dua ekor kambing, dan untuk
anak perempuan seekor kambing saja, dan hendaknya Aqiqah disembelih pada hari
lahirya anak, tetapi kalau tidak dapat karena berbagai halangan yang tidak
memungkinkan melaksanakan aqiqah pada hari itu, boleh juga dilaksanakan di
kemudian hari dengan catatan anak belum sampai berumur baligh (Dewasa).
Binatang yang sah untuk
Aqiqah sama halnya dengan keadaan binatang yang sah untuk Qurban: macamnya,
umurnya dan tidak boleh binatang yang cacat. Jika disembelih seekor saja, untuk
anak laki-laki memadai. Dan disunatkan dimasak lebih dahulu, kemudian
disedekahkan kepada fakir miskin. Pun bagi yang melaksanakan Aqiqah, boleh
memakan sedikit dari daging aqiqah sebagaimana dalam qurban, kalau aqiqah sunat
(bukan wajib).
PENGURUSAN JENAZAH
1.
Memandikan Jenazah
Syarat wajib memandikan
jenazah
a. Mayat orang Islam;
b. Didapati tubuhnya walaupun sedikit;
c.
Mayat itu bukan mati syahid.
Sebelum dimandikan hendaknya najis yang berada di tubuh mayat dihilangkan
terlebih dahulu, sekurang-kurangnya untuk melepaskan kewajiban itu sekali
dengan syarat harus merata kepada seluruh tubuh mayat. Kesempurnaan memandikan
jenazah adalah hendaknya mayat diletakkan ditempat yang tinggi seperti ranjang,
ditempat yang sunyi. Pakaiannya diganti dengan kain basahan (kain mandi); untuk
kain mandi itu sebaiknya menggunakan kain sarung supaya auratnya tidak mudah
terbuka. Sesudah diletakan diatas ranjang, kemudian mayat didudukkan dan
disandarkan punggungnya kepada sesuatu, lalu disapu perutnya dengan tangan dan
ditekan sedikit supaya kotorannya keluar. Perbuatan itu hendaknya disertai
dengan air dan harum-haruman agar menghilangkan bau kotoran yang keluar dari
perut mayat. Kemudian mayat dilentangkan dan diceboki dengan tangan kiri dan
memakai sarung tangan; sesudah itu sarung tangannya diganti dengan yang bersih;
lalu dimasukan anak jari kedalam mulutnya digosok giginya dan dibersihkan
mulutnya, dan di wudhukan. Kemudian di basuh kepalanya, janggutnya dan disisir
perlahan-lahan.
2. Mengkafani
Hukum mengkafani jenazah
adalah fardu kifayah atas orang yang masih hidup. Mengkafani mayat
sekurang-kurangnya satu lapis kain yang menutupi semua badan mayat, baik mayat
laki-laki maupun mayat perempuan. Sebaiknya untuk laki-laki tiga lapis kain
setiap kain menutupi tubuh mayat.
Cara memakaikan kain kafan
adalah dihamparkan sehelai-sehelai dan diatasnya ditaburi wangi-wangian seperti
kapur barus dan sebagainya, lalu mayat disimpan diatasnya. Kedua tangannya diletakan
di atas dadanya, tangan kanan diatas tangan kiri.
Adapun untuk mayat perempuan
maka sebaiknya dikafani dengan lima lembar yaitu: kain basahan (kain bawah),
baju, kain tutup kepala, kerudung, dan kain yang menutupi semua tubuh mayat. Cara
memakainya adalah dipakaikan kain basahan, baju, tutup kepala kerudung,
kemudian dimasukan kedalam kain yang menutupi semua tubuh mayat.
3.
Shalat Jenazah
Syarat shalat jenazah
§ Menutup aurat, suci dari hadas dan najis
serta menghadap kiblat;
§ Sesudah mayat dimandikan dan dikafani;
§ Letakan mayat di sebelah kiblat orang yang
menshalatkan, kecuali shalat ghaib.
Rukun Shalat Jenazah
1. Niat,
2. Takbir 4 kali dengan takbiratul ihram;
3. Membaca fatihah sesudah takbiratul ihram;
4. Membaca shalawat Nabi sesudah takbir kedua;
5. Mendo’akan mayat sesudah takbir ketiga;
6. Berdiri bagi yang mampu;
7. Memberi salam sesudah takbir keempat.
4. Menguburkan Jenazah
Dalam menguburkan
sekurang-kurangnya, kira-kira tidak terbau busuk mayat dari atas kubur dan
kira-kira tidak dibongkar oleh binatang buas, karena maksud menguburkan jenazah
adalah untuk menjaga kehormatan mayat itu dan menjaga kesehatan orang-orang
yang ada disekitar tempat itu. Lubang kubur itu disunatkan memakai lahad kalau
tanah pekuburan itu keras, akan tetapi jika tanah pekuburan itu mudah runtuh,
maka lebih baik dibuat lubang tengah.
Sampai di kuburan, hendaknya
mayat disimpan di sebelah kiri kuburan, lalu diangkat kedalam liang lahat
dimiringkan sebelah kanannya, dihadapkan kekiblat. Ketika meletakan mayat ke
dalam kubur di sunnatkan membaca:
بسم الله وعلى ملة رسول الله.
HAJI DAN UMROH
1.
Haji
Haji
menurut syar’i adalah menyengaja mengunjungi Ka’bah (Rumah
Suci) untuk melakukan beberapa amalan ibadat, dengan syarat-syarat tertentu.
Syarat Haji
§ Islam;
§ Berakal;
§ Baligh;
§
Kuasa (tidak wajib haji bagi orang
yang tidak mampu).
Yang di maksud “kuasa”
adalah:
Pertama: Kuasa mengerjakan haji
dengan sendirinya, dengan beberapa syarat:
1.
Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke Mekkah dan kembalinya
dari Mekkah, serta mampu membekali orang yang ditinggalkan bagi orang yang
mempunyai tanggung jawab untuk menafkahinya seperti anak dan istri.
2.
Ada kendaraan yang pantas dengan keadaannya, baik kepunyaan
sendiri maupun dengan jalan menyewa. Syarat ini berlaku bagi orang yang jauh
dari Mekkah.
3.
Aman situasi perjalanannya.
4.
Bagi perempuan hendaklah ia pergi bersama mahromnya atau bersama
suaminya atau bersama perempuan yang dipercayai.
Kedua: Kuasa mengerjakan haji yang
bukan dikerjakan oleh yang bersangkutan, tetapi dengan jalan mengganti dengan
orang lain.
Rukun Haji
§ Ihram;
§ Hadir di padang Arafah;
§ Thawaf;
§ Sa’i;
§ Mencukur atau mengginting
rambut;
§
Tertib.
Wajib Haji
§ Ihram dari Miqat;
§ Muzdalifah;
§ Melontar Jumroh Aqobah;
§ Melontar tiga Jumroh pada tanggal 11,12 dan
13 bulan haji, tiap Jumroh dilontar dengan tujuh batu kecil, waktu melontar
ialah sesudah tergelincir matahari pada tiap-tiap hari.
§ Bermalam di Mina;
§ Thawaf Wada’;
§
Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan
(Muharromat)
Larangan Haji
§ Bagi laki-laki dilarang memakai pakaian
berjahit;
§ Bagi laki-laki yang sedang ihrom dilarang
menutup kepala, kecuali ada hajat;
§ Bagi wanita dilarang menutup muka dan kedua
telapak tangan;
§ Dilarang memakai wangi-wangian pada saat
Ihrom;
§ Dilarang menghilangkan rambut dari badan;
§ Dilarang memotong kuku;
§ Dilarang akad nikah;
§ Dilarang Berhubungan Layaknya suami istri;
dan
§ Dilarang memburu dan membunuh binatang
daratan yang liar dan halal dimakan.
2.
Umroh
Hukum Umroh adalah Fardhu
‘Ain atas setiap orang laki-laki dan perempuan, sekai seumur hidup. Sebagaimana
Firman Allah:
(#qJÏ?r&ur ¢kptø:$# not÷Kãèø9$#ur ¬! 4 {البقرة: 196}
Artinya:
“Dan sempurnakanlah ibadah
haji dan 'umrah karena Allah”.
Rukun Umrah
§ Ihrom serta berniat;
§ Thawaf (berkeliling) Ka’bah;
§ Sa’i diantara bukit Shafa
dan Marwah;
§ Bercukur;
§
Tertib.
Beberapa Wajib Umroh
§ Ihrom dari Miqot;
§
Menjauhi segala muharromat atau larangan umroh yang banyaknya sama
dengan larangan haji.
DO’A – DO’A
1.
Do’a Shalat Tahajud
اللّهمّ لك
الحمد أنت قيّوم السماوات والأرض ومن فيهنّ، و لك الحمد أنت مالك السموات والأرض
ومن فيهنّ، ولك الحمد أنت نور السماوات والأرض ومن فيهنّ، و لك الحمد أنت الحقّ،
ووعدك الحقّ، ولقاءك الحقّ، وقولك الحقّ، والجنّة حقّ، والنار حقّ، والنّبيّون حقّ
ومحمّد صلى الله عليه وسلّم حقّ، والسّاعة حقّ، اللّهمّ لك أسلمت وبك آمنت وعليك
توكّلت وإليك آنبت وبك خاصمت وإليك حاكمت، فاغفرلي ما قدمت وما أخرت وما أسررت وما
أعلنت وما أنت أعلم به منّي، أنت المقدّم وانت المؤخّر لا إله إلاّ أنت ولا حول
ولا قوّة إلاّ بالله.
2.
Do’a Shalat Dhuha
اللّهمّ إن
الضحاء ضحائك والبهاء بهائك والجمال جمالك والقوة قوتك والقدرة قدرتك والعصمة
عصمتك، اللّهمّ إن كان رزقي فى السماء فأنزله وإن كان فى الأرض فأخرجه وإن كان
معصرا فيسره وإن كان حراما فطهّره وإن كان بعيدا فقربه بحق ضحائك وبهائك وجمالك
وقوتك وقدرتك وعصمتك آتني ماآتيت عبادك الصالحين.
3.
Do’a Shalat Tarawih dan Witir
Do’a Shalat Tarawih
اللّهمّ
اجعلنا بالإيمان كاملين وللفرائض مؤدّين وللصّلاة حافظين وللزّكاة فاعلين ولما
عندك طالبين ولعفوك راجين وبالهدى متمسّكين وعن اللّغو معرضين وفى الدّنيا زاهدين
وفى الآخرة راغبين وبالقضاء راضين وللنّعماء شاكرين وعلى البلاء صابرين وتحت لواء
محمّد صلى الله عليه وسلم يوم القيامة سائرين والى الحوض واردين والى الجنّة
داخلين ومن النار ناجين وعلى سرير الكرامة قاعدين ومن حور الجنان متزوّجين ومن
سندسٍ واستبرقٍ ودباجٍ متلبّسين ومن طعام الجنّة آكلين ومن لبنٍ وعسلٍ مصفى شاربين
باكوابٍ وابارق وكأس من مّعين مع الّذين انعمت عليهم من النّبيّين والصّدّيقين
والشّهدآء والصّالحين وحسن أولئك رفيقا، ذالك الفص من الله وكفى بالله عليما. اللّهمّ
اجعلنا في ليلة هذا الشّهر الشّريفة المباركة من السعداء المقبولين. ولاتجعلنا من
الأشقياء المردودين وصلّى الله على محمّد وأله وصحبه أجمعين برحمتك ياارحم
الراحمين والحمد لله رب العالمين.
Do’a Shalat Witir
سبّوح قدّوس
ربّنا وربّ الملائكة والرّوح سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله اكبر
ولا حولا ولا قوة إلا بالله العلي العظيم.
4.
Do’a Shalat Istikharah
اللّهمّ إنّي أستخرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسألك من فضلك العظيم
فإنك تقدر ولاأقدر وتعلم ولا أعلم وانت علّام الغيوب اللهم إن كنت تعلم أنّ هذا
الأمر خير لي فى ديني ومعاشي فاقدره لى ويسره لى.ثمّ بارك لى فيه وإنّ كنت تعلم أنّ هذا الأمر شرّ لى فى ديني
ومعاشى وعاقبة أمرى وعاجله وآجله فاصرفه عنّى واصرفنى عنّه. واقدرلي الخير حيث كان
ثمّ رضّني به.
5. Do’a Shalat Istisqa
الحمد لله رب العالمين الرحمن الرجيم مالك يوم
الدين لا إله إلا الله يفعل مايريد اللّهمّ انت لا إله إلا الله. انت الغني ونحن
الفقراء أنزل علينا الغيث والجعل ما أنزلت علينا قوةً وبلاغا الى حين.
BACAAN WIRID SETELAH SHALAT
أستغفر الله
العظيم الذي لآإله إلا هو الحي القيوم وأتوب اليه 3x. لاإله إلاالله وحده لا شريك
له، له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو على كل شيئ قدير. اللّهمّ انت السلام ومنك
السلام واليك يعود السلام فحينا ربنا بالسلام وأدخلنا الجنة دار السلام تباركت
ربنا وتعاليت ياذا الجلال والإكرام.
سورة الفاتحة
...
وإلهكم إله وّاحد لاإله إلا هو
الرّحمن الرّحيم: سورة البقرة: 255 (آية الكرسي)
اللّهمّ لامنع لما أعطيت ولامعطي
لما منعت ولاراد لما قضيت ولا ينفع ذاالجد منك الجد. الهي انت مولانا يا ربى سبحان
الله 33x سبحان الله العظيم وبحمده دائما الحمدلله 33x الحمد لله ربّ العالمين عن
كل حال ونعمة الله اكبر 33x الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة
واصيلا لاإله إلاالله
وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو على كل شيئ قدير. ولا حولا ولا
قوة الا بالله العلي العظيم. استغفرالله العظيم من كل ذنب العظيم واتوب اليه افضل
ذكر فعلم أنه لاإله إلاالله 100 x. لاإله إلاالله محمدا رسول الله صلى الله عليه
وسلم.إن الله وملائكته يصلون على النبي يآأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا
تسليما. اللّهمّ صلى وسلم وبارك وسلم
آمين.... أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله ربّ
العالمين حمدا ناعمين حمدا شاكرين حمدا يوافى نعامه ويكافى مزيده. ياربنالك الحمد كما
ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك اللّهمّ صلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آل
سيدنا محمد. اللهم ربناتقبل منا صلاتنا وصيامنا وركوعنا وسجودنا وقعودنا وتضرعنا
وتخشعنا وتمم تقصيرنا ياربّ العالمين. اللهم إنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك، ربنا
ظلمنا أنفسنا وان لم تغفرلنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين، ربنا لا تؤاخذنا إن
نسينا أو أخطأنا ربنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا ولا
تحملنا ما لا طاقة به واعف عنا واغفرلنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم
الكافرين ربنا اغفرلنا ذنوبنا ولولدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا. ربنا آتنا فى
الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقينا عذاب النار، سبحان ربك رب العزة عما يصيفون
وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
alhamdulillah ....
ReplyDelete