Apa Itu Fi’il?
Fi'il (kata kerja): sesuatu yang menunjukan suatu arti dan berhubungan dengan waktu.
Adapun macam-macam fi'il jika dilihat dari waktu, maka terdapat 3 macam, yaitu:
الفعل الماضي (fi'il maadhii) adalah kata kerja yang menunjukkan arti lampau atau sudah dilakukan, misal : ذَهَبَ "Ia sudah pergi"
الفعل المضارع ( fi'il mudhaari') adalah kata kerja yang menunjukkan arti sedang atau akan dilakukan, misal : يَذْهَبُ "dia sedang/akan pergi"
فعل الأمر (fi'il amr) adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah, misal : اِذْهَبْ "Pergilah!"
Apa Itu Fi’il Amr?
معنا فعل الأمر : الطَّلب
fi'il amr ialah kata kerja perintah atau permohonan.
فعل الأمر : مبنيّ دائما
Fi'il amr ialah mabniyy (harakatnya tetap tidak berubah) selamanya (sama laksana fi'il maadhi, fi'il madhi pun mabniyy).
Bagi fi'il madhi yang terdiri dari tiga huruf, maka huruf pertamanya menggunakan hamzah washal.
Contoh:
كَتَبَ terdiri dari tiga huruf, maka fi'il amrnya memakai hamzah washal, yakni : اُكْتُبْ
Sedangkan fi'il madhi yang terdiri dari empat huruf, maka huruf pertamanya menggunakan hamzah qatha'.
Contoh:
أَخْرَجَ fi'il maadhi yang terdiri dari empat huruf, maka fi'il amr nya memakai hamzah qatha yaitu: أَخْرِجْ
Lihat pemakaian hamzah washal dan hamzah qatha guna lebih jelasnya.
Berikut Ini adalah Dhamirnya fi'il amr, yaitu:
- أَنْتَ
- أَنْتِ
- أَنْتُمَا
- أَنْتُمْ
- أَنْتُنَّ
Kaidah harakat hamzah washl pada fi'il amr
Kita lihat harakat 'ain fi'il pada fi'il mudhari, terdapat tiga macam yaitu:
1. Jika harakatnya dhammah, maka harakat hamzah washal pada fi'il amr pun dhammah.
Contoh:
كَتَبَ - يَكْتُبُ (kataba - yaktubu):
- 'ain fi'ilnya ialah ت (ta).
- ت pada fi'il mudharinya berharakat dhammah.
maka harakat hamzahnya ialah dhammah, yakni : اُكْتُبْ (uktub)
2. Jika ain fi'ilnya berharakat kasrah, maka harakat hamzah washal pada fi'il amr ialah kasrah.
Contoh:
جَلَسَ - يَجْلِسُ (jalasa-yajlisu)
- 'ain fi'ilnya ialah ل (lam).
- harakat ل pada fi'il mudhaari' ialah kasrah.
- maka harakat hamzah pada fi'il amr ialah kasrah, yakni اِجْلِسْ (ijlis).
3. Jika ain fi'ilnya berharakat fat-hah, maka harakat hamzah washlnya ialah kasrah.
Contoh:
فَتَحَ - يَفْتَحُ (fataha - yaftahu)
- 'ain fi'ilnya ialah ت
- harakat ت pada fi'il mudhaari' ialah fat-hah
- maka harakat hamzah washal pada fi'il amr nya ialah kasrah yakni اِفْتَحْ (iftah).
Kaidah fi'il amr mabniyy di atas sukun
fi'il amr yang mabniyy di atas sukun ialah fi'il amr yang dhamir mustatirnya أَنْتَ, misalnya : اِشْرَبْ , اذْهَبْ , افْهَمْ, dll
Jika sesudah fi'il amr ini terdapat الْ (al) maka sukunnya berubah jadi kasrah. Contohnya:
minumlah, bahasa arabnya اِشْرَبْ (isyrab).
Lalu saat kita berkeinginan berkata, minumlah kopi itu, maka menjadi -> اِشْرَبِ الْقَهْوَةَ (isyrabil qahwata)
Hamzah washal tidak berharakat
Berikut Ini contohnya:
ارْكَبْ مَعَنَا يَا بُنَيَّ
Pada contoh fi'il amr di atas, perhatikan hamzah washal yang Tak berharokat, ia tetap ditulis tapi Tak dibaca. Karena itulah hamzah washal sesuai namanya hamzah yang disambung artinya Dari kata sebelumnya ke Dan ke huruf setelah hamzah washal itu langsung disambung tanpa membaca hamzahnya.
kaidah hamzah washal pada fi'il amr
Pada contoh di atas diberikan misal bahwa andai didahului oleh sebuah kata laksana pada contoh di atas, maka hamzah washal tidak berharakat, bacanya disambung ke huruf setelahnya.
Contoh:
Yang benar ialah يَا حَامِدُ اذْهَبْ (yaa haamidudzhab), dengan kata lain wahai hamid pergilah.
Bukan يَا حَامِدُ اِذْهَبْ (yaa haamiduidzhab) -> ini ialah salah.
Isnad fi'il amr dengan dhamir mukhaathab (الْمُخَاطَبُ), yaitu:
Contohnya dengan fi'il كَتَبَ – يَكْتُبُ
- أَنْتَ : اُكْتُبْ
- أَنْتِ : اُكْتُبِي
- أَنْتُمَا : اُكْتُبَا
- أَنْتُمْ : اُكْتُبُوا
- أَنْتُنَّ : اُكْتُبْنَ
No comments:
Post a Comment