Thursday, 28 January 2021

Amil Nawashib

 


Amil nawashib adalah amil yang masuk ke fi’il mudhari' dan menjadikannya manshub. Amil nawashib ada 10.yaitu:


1. 
أنْ
Huruf (
أنْ) disebut dengan mashdariyah dan berfungsi untuk mengtakwil mashdar. Contoh:
وَأَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى الْبَيْتِ
Artinya: Berpuasa itu lebih baik bagimu. Aku ingin pulang ke rumah.
Bisa ditakwil jadi:
وَصَوْمُكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ رُجُوْعًا إِلَى الْبَيْتِ
2. لَنْ
Artinya: tidak akan dan berfungsi untuk menafikan makna mustaqbal. Contoh:
لَنْ يَنْجَحَ الْكَسْلاَنُ
Artinya: Tidak akan sukses orang yang malas.
3. 
إِذَنْ
(diletakkan pada sesuatu yang sebelumnya ada pernyataan  atau jawaban  atas suatu pertanyaan). Contoh:
أُرِيْدُ أَنْ أَزُوْرَكَ إِذَنْ أكْرِمَكَ
Artinya: aku ingin mengunjungimu dengan demikian aku akan memulyakanmu.
4. 
كَيْ
Artinya supaya atau agar yang berfungsi untuk menunjukkan tujuan dan maksud dari kalimat sebelumnya. Contoh:
أَجْتَهِدُ فِي التَّعَلُّمِ كَيْ أَنْجَحَ
Artinya: aku sungguh-sungguh dalam belajar supaya sukses.
5. 
لامْ كَيْ
Artinya sama dengan (
كَيْ) yaitu supaya atau agar. Contoh:
اِجْتَهِدْ فِي التَّعَلُّمِ لِتَنْجَحَ
Artinya: bersungguh-sungguhlah dalam belajar supaya kamu sukses.
6. 
لامْ جُهُوْد
Lam yang terletak setelah (
كَانَ) atau (يَكُوْنُ) yang sebelumnya ada huruf nafi. Contoh:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذ ِّبَهُمْ وَأنتَ فِيْهِمْ
لمْ يَكُنِ اللهُ لِيَغفِرَ لهُمْ
Artinya: dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. (Al-Anfal: 33). Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. (An-Nisa’: 137)
7. 
حَتـَّى

Artinya sehingga atau sampai. Contoh:

لاَ تَتَكَلَّمُوْا حَتَّى تَنْتَهِيَ الْخُطْبَةُ

Artinya: janganlah mengobrol hingga beres khutbah.

8. jawab dengan fa’ (
ف)

Syarat fa’ menashabkan fi’il mudhari’ ada dua:

a. Fa’ sababiyah yakni kalimat setelah fa’ jadi akibat kaimat sebelumnya.

b. Fa’nya jadi jawab dari nafi’ atau thalab.

Contoh:

لَا تَكُوْنُ كَسْلَانَ فَتَنْجَحَ

Artinya: Kamu tidak malas maka kamu akan sukses.

رَبِّ وَفِّقْنِيْ فأعْمَلَ صَالِحًا
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah aku taufik maka aku akan beramal shalih.
9. jawab dengan wawu (
و)
Syaratnya sama dengan jawab dengan fa’ serta harus bermakna (
مَعَ). Contoh:
لَا تَأْكُلْ وَتَقُوْمَ
Artinya: Janganlah maka sembari berdiri.
10. jawab dengan (
أَوْ)
Syaratnya harus bermakna (
إِلَى) atau (إِلَّا). Contoh:
لَأَسْتَسْهِلَنَّ الصَّعْبَ أَوْ أُدْرِكَ الْمُنَى * فمَا انْقَادَتِ الْعَمَلُ إلاَّ لِصَابِرٍ
Artinya: sungguh aku akan mengganggap mudah yang susah sampai aku menemukan tujuan. Tidak akan hasil maksud kecuali karena sabar.
لَأَقْتُلَنَّ الكَافِرَ أوْ يُسْلِمَ
Artinya: Sungguh aku akan membunuh orang kafir kecuali dia menyerah.

Berikut adalah perubahan yang terjadi pda fi’il mudhari jika dimasuki ‘amil nawasib (contoh Lafadz أنْ):

Fiil Mudhari

Amil Nawasib أنْ، لَنْ، إِذاً، كَيْ

Fiil Mudhari

Isim Dhomir

يَنْصُرَ

يَنْصُرُ

هُوَ

يَنْصُرَا

يَنْصُرَانِ

هُماَ

يَنْصُرُوْا

يَنْصُرُوْنَ

هُمْ

تَنْصُرَ

تَنْصُرُ

هِي

تَنْصُرَا

تَنْصُرَانِ

هُماَ

يَنْصُرْنَ

يَنْصُرْنَ

هُنَّ

تَنْصُرَ

تَنْصُرُ

أَنْتَ

تَنْصُرَا

تَنْصُرَانِ

أَنْتُماَ

تَنْصُرُوْا

تَنْصُرُوْنَ

أَنْتُمْ

تَنْصُرِيْ

تَنْصُرِيْنَ

أَنْتِ

تَنْصُرَا

تَنْصُرَانِ

أَنْتُماَ

تَنْصُرْنَ

تَنْصُرْنَ

أَنْتُنَّ

أَنْصُرَ

أَنْصُرُ

أَناَ

نَنْصُرَ

نَنْصُرُ

نَحْنُ

 

No comments:

Post a Comment