PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Teori dan Implementasinya
Menurut Dr. Kisyani Laksono
A.
Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
telah mulai berkembang sejak perang dunia kedua. Oleh sebab itu, sebenarnya
ragam penelitian itu telah banyak membuahkan berbagai definisi.
Suyanto (1997), misalnya,
mendefinisikan PTK sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki
dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.
PTK sebagai suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Stephen Kemmis (dalam Hopkins,
1992) menyatakan PTK sebagai suatu
bentuk penelahaan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial
atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap
praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.
2. Karakteristik
PTK
Menurut Suyanto (1997), PTK
mempunyai karakteristik sebagai berikut. Pertama, permasalahannya diangkat dari
dalam kelas tempat guru mengajar yang benar-benar dihayati oleh guru sebagai masalah yang harus diatasi.
Masalah tidak berasal dari luar atau disarankan oleh orang lain yang tidak
tahu-menahu masalah yang terjadi di dalam kelas. Masalah juga bukan berasal
dari hasil penelitian atau atau hasil kajian lain yang di luar penghayatan
guru. Kedua, PTK adalah penelitian
yang bersifat kolaboratif. Guru tidak harus sendirian berupaya memperbaiki pembelajarannya. Ia dapat dibantu oleh pakar
pendidikan, oleh dosen LPTK, atau oleh kepala sekolah, pengawas, atau bahkan
oleh guru lain. Ketiga, PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya
tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Penelitian yang dilakukan di kelas tidaklah selalu menampakkan PTK. Penelitian
di kelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk perbaikan pembelajaran bukanlah PTK.
Menurut Hopkins (1992), PTK
mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Perbaikan
pembelajaran dari dalam (An inquiry
on practice from within),
b. Usaha
kolaboratif antara guru dan dosen (A
collaborative effort between school teachers and teacher educators),
c. Bersifat reflektif (A reflective practice made public).
Karakteristik PTK yang
lain adalah sifatnya yang kolaboratif. Hal itu
dapat Anda laksanakan dengan cara berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun dengan
teman sejawat. Dengan cara itu, sebagai
guru, Anda akan banyak menerima masukan tentang prosedur PTK yang benar. Dosen
dapat bertindak sebagai mitra diskusi yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan
hipotesis tindakan yang baik, serta membantu
analisis data penelitian. Sebaliknya, dosen LPTK dapat memperoleh masukan
yang berharga dari orang yang benar-benar berkecimpung di kancah yang tahu secara
persis tentang permasalahan yang terjadi di kelasnya. Yang lebih penting lagi
ialah terbentuknya hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan guru
ataupun antara guru dengan dosen LPTK. Kehadiran dosen LPTK dalam kancah PTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan
sebagai sang mahatahu yang akan mendikte guru dalam penelitian.
3. Prinsip-prinsip
Penelitian Tindakan Kelas
Hopkins (1992) yang menyatakan ada
enam prinsip penting dalam PTK. Prinsip tersebut sebagai berikut.
a. Tidak mengganggu komitmen mengajar PTK
b. Tidak terlalu menyita waktu.
c. Metode yang digunakan harus cukup andal (reliable).
d. Merupakan masalah guru
e. Konsisten
terhadap prosedur etika
f. Permasalahan ada dalam perspektif misi sekolah
4. Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas
Dasar utama dilaksanakannya PTK
adalah untuk perbaikan pembelajaran khususnya dan perbaikan program sekolah
pada umunmya. PTK pada dasarnya juga merupakan
sebuah upaya untuk meningkatkan keterampilan Anda untuk menanggulangi berbagai masalah yang
muncul di kelas atau di sekolah dengan atau tanpa masukan khusus berupa
berbagai program pelatihan yang eksplisit. Dengan kata lain, PTK mewujudkan proses latihan dalam jabatan yang
unik. Pertama, kebutuhan pelaksanaannya tumbuh dari guru itu sendiri. Kedua,
proses pelatihan terjadi secara hands-on,
tidak dalam situasi artifisial. Raka Joni (1998) dengan sangat jelas
membedakan kedua bentuk kegiatan tersebut. Menurutnya, ada tujuan penyerta yang
muncul dalam PTK, yakni tumbuhnya
budaya meneliti di kalangan para guru.
5. Manfaat
Penelitian Tindakan Kelas
Dalam hal manfaat PTK ini, secara
ringkas, Suyanto (1997) menyatakan bahwa manfaat PTK adalah (1) inovasi pembelajaran, (2) pengembangan
kurikulum di tingkat sekolah dan kelas, (3) peningkatan profesionalitas guru.
6. Perbandingan
PTK dengan
Penelitian Formal
Haruslah dibedakan antara penelitian
formal dengan PTK, terutama jika dilihat pada pemetik keuntungan langsungnya (direct beneficiary). Dalam program
pelatihan pemetik keuntungan langsung adalah
guru yang dilatih, sedangkan untuk PTK
pemetik keuntungan langsung adalah peserta didik. Perbedaan antara PTK
dengan penelitian formal dapat digambarkan sebagai berikut (Ardiana dan
Kisyani, 2004).
Perbandingan
Karakteristik PTK dengan Penelitian Formal
Dimensi
|
PTK
|
Penelitian Formal
|
Motivasi
|
Tindakan
|
Kebenaran
|
Sumber
Masalah
|
Diagnosis
status
|
Induksi-deduksi
|
Tujuan
|
Mengembangkan pembelajaran
|
Verifikasi dan
menemukan pengetahuan yang dapat digeneralisasikan
|
Keterlibatan
Peneliti
|
Oleh
pelaku dari dalam
|
Oleh
orang luar
|
Sampel
|
Kasus
khusus
|
Representatif
|
Metodologi
|
Longgar,
tetapi berusaha objektif
|
Baku
objektif yang melekat
|
Tafsiran
Temuan
|
Memahami melalui refleksi dan penteorian oleh
praktisi
|
Memerikan,
mengabstrasikan, membangun teori oleh ilmuwan
|
Hasil
Akhir
|
Pembelajaran
yang lebih baik bagi siswa (proses dan produk)
|
Menguji
pengetahuan, prosedur, dan material
|
B.
Prosedur Pelaksanaan Peneilitian Tindakan Kclas
1.
Pengantar
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru
maupun dengan kepala sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru serta hasil belajar siswa.
PTK merupakan proses
pengkajian melalui sistem berdaur dan berbagai kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan kerangka pikir yang
dikemukakan oleh Raka Joni dkk. (1998), dapat dikenali adanya 5 (lima) tahap
pelaksanaan PTK, termasuk tahap awal berupa proses penghayatan mengenai adanya
permasalahan yang perlu mendapat penanganan (pengembangan fokus masalah
penelitian). Namun, dalam kenyataannya tahap-tahap tersebut merupakan
titik-titik dalam semacam estafet yang terdapat dalam suatu siklus. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah (1) pengembangan fokus masalah penelitian, (2)
perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi,
dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi, (5) perencanaan tindak lanjut.
2.
Penetapan Fokus Masalah Penelitian
a.
Merasakan Adanya Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam PTK harus
benar-benar merupakan masalah-masalah yang Anda hayati sebagai guru dalam praktik pembelajaran, bukan
permasalahan yang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh
Kepala Sekolah yang menjadi mitra. Permasalahan tersebut dapat berangkat
(bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran,
dan hasil belajar siswa.
b.
ldentifikasi Masalah PTK
Sebagaimana telah dikemukakan,
penetapan arah PTK berangkat dari
diagnosis terhadap keadaan yang bersifat umum. Anda juga bisa memicu proses
penemuan permasalahan tersebut dengan bertolak dari gagasan-gagasan yang masih
bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki.
Menurut Hopkins (1992), untuk
mendorong pikiran-pikiran dalam mengembangkan fokus PTK, kita bisa bertanya
kepada diri sendiri, misalnya:
(1) Apa yang sedang terjadi sekarang?
(2) Apakah yang terjadi itu mengandung
permasalahan?
(3) Apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya?
c.
Analisis Masalah
Menurut Abimanyu (1998), arahan yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan permasalahan untuk PTK adalah sebagai
berikut.
1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh
guru sendiri dan peserta didiknya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang
diprogramkan oleh sekolah.
2) Jangan memilih masalah yang berada di luar
kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya.
3) Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya
cukup kecil dan terbatas (managable).
4) Usahakanlah untuk bekerja secara kolaboratif
dalam pengembangan fokus penelitian.
5) Kaitkan PTK yang akan dilakukan dengan
prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
3. Perencanaan
Tindakan
a.
Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis
Tindakan
Menurut Soedarsono (1997) beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut.
1) Rumuskan alternatif tindakan perbaikan
berdasarkan hasil kajian.
2) Kaji
ulang setiap alternatif tindakan perbaikan.
3) Pilih alternatif tindakan serta prosedur
implementasi.
4) Pikirkan dengan saksama perubahan-perubahan
atau perbaikan-perbaikan yang secara implisit.
b.
Perumusan Masalah dan Perumusan Judul
Rumusan masalah dalam PTK mengandung unsur UMOS (upaya,
masalah, obat/tindakan, dan setting).
Judul
dalam PTK juga mengandung unsur UMOS
(upaya, masalah, obat/tindakan, dan setting) seperti dalam rumusan masalah.
c.
Persiapan Tindakan
Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh setelah menetapkan
masalah, akar masalah, alternatif tindakan dan indiktor keberhasilan adalah
sebagai berikut.
1) Membuat skenario pembelajaran yang berisikan
langkah-langkah yang dilakukan guru.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
yang diperlukan di kelas, seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga.
3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam
bentuk pelatihan-pelatihan.
4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan
perbaikan untuk menguji keterlakasanaan rancangan.
4. Pelaksanaan
Tindakan
Jika semua tindakan persiapan telah
selesai, skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan itu dapat Anda
laksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan
ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan sebagaimana telah
diisyaratkan di atas, pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga
disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan
kegiatan refleksi.
5. Observasi
dan Interpretasi
Secara umum, observasi adalah upaya
merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan
itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Yang penting dicatat pada kesempatan
ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil observasi.
Sebagaimana diketahui, kadar interpretasi yang terlibat dalam penelitian dapat
direntang dari 0 (nol) seperti yang dilakukan dalam kerangka pikir analisis
interaksi (interaction analysis) yang
dikembangkan oleh Flanders (1970) sehingga hanya menghasilkan tiga kategori
yang relatif miskin makna yaitu (i) ujaran guru (teacher talk), (ii) ujaran siswa (pupil talk), dan (iii) diam/kacau (silence/confusion). OIeh karena sama sekali tidak disertai
interpretasi, pendekatan observasi sebagaimana dikembangkan oleh Flanders ini
dinamakan observasi yang berinferensi rendah (low-inference observation).
6. Diskusi
Balikan
Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, meskipun dirujuk supervisi klinis dalam menetapkan kerangka
observasi PTK , perlu selalu diingat kekhasannya yaitu observasi oleh dan
untuk sejawat (Hopkins, 1992).
Observasi kelas akan memberikan
kemanfaatan apabila pelaksanaannya diikuti dengan diksusi balikan (review discussion). Balikan yang
terburuk adalah yang terlalu dipusatkan pada kekurangan dan/atau kesalahan guru aktor tindakan perbaikan, diberikan
secara satu arah yaitu dari pengamat kepada guru, yang bertolak dari
kesan-kesan yang kurang didukung data, dan/atau dilaksanakan terlalu lama
setelah observasi dilakukan.
a.
Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah
proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data
adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan
naratif, representasi tabular termasuk dalam format matniks, representasi
grafis, dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan
intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk
pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung
pengertian luas.
b.
Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya
untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan
atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang telah
dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut
dalam upaya mencapai tujuan PTK (indikator keberhasilan).
7. Perencanaan
Tindak Lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan
menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang
memicu penyelenggaraan PTK atau belum (sudah memenuhi indikator keberhasilan
atau belum). Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan,
maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan
perbaikan sebelumnya atau, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul
baru untuk mengatasi masalah yang ada.
Siklus dalam PTK sebenarnya tidak
dapat ditentukan lebih dahulu jumlahnya sebab sesuai dengan hakikat
permasalahannya yang kebetulan menjadi pemicunya. Ada penelitian yang cukup
hanya dilakukan dalam satu siklus karena masalahnya dapat diselesaikan. Namun,
ada juga yang memer!ukan atau melalui beberapa siklus. Dengan demikian, dapat
dikatakan banyak sedikitnya jumlah siklus dalam PTK itu bergantung pada
terselesaikannya masalah yang diteliti dan munculnya faktor-faktor lain yang
berkaitan dengan masalah itu. Di pihak lain, memang ada kemungkinan bahwa
jumlah siklus tindakan perbaikan itu dapat diperkirakan sebelumnya berdasarkan
bobot masalah yang dijadikan sasaran garapan PTK dengan mempertimbangkan
kondisi siswa, guru, dan faktor masukan dan proses lainnya (Sugiyanto, 1998).
C.
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
1.
Pendahuluan
Dalam
setiap penelitian perlu adanya pemandu yang mengarahkan berlangsungnya
penelitian. Pemandu
semacam itu adalah proposal penelitian. Pada hakikatnya proposal penetitian itu
merupakan rancangan atau usulan yang akan dilaksanakan dalam penelitian Ia adalah rambu-rambu yang membatasi
penelitian, baik dan sisi teknis metodologis maupun dan sisi administratif
financial.
2. Format
Usulan PTK
Pada
umumnya usulan PTK itu terdiri atas dua bagian penting, yakni bagian awal dan
bagian isi usulan PTK.
a. Bagian
Awal Usulan PTK
Bagian awal usulan PTK itu berisi
halaman judul luar, halaman pengesahan. Halaman judul luar berisi judul PTK
yang diusulkan, nama peneliti, dan lembaga tempat peneliti bekerja. Bagian
pengesahan berisi:
1) Judul PTK; bidang ilmu; dan kategori
penelitian,
2) Tim peneliti termasuk nama ketua tim dan
anggota-anggotanya. Lazimnya menyebutkan identitas para peneliti, termasuk,
nama lengkap dengan gelar, golongan , pangkat, dan NIP, jabatan fungsional,
sekolah atau lembaganya.
3) Lokasi penelitian,
4) Biaya penelitian,
5) Sumber dana penelitian.
b. Bagian
Isi Usulan PTK
Bagian ini lazimnya berisikan judul
penelitian, pendahuluan/latar belakang masalah, perumusan masalah, cara
pemecahan masalah, tinjuan pustaka (kerangka teori dan hipotesis tindakan),
tujuan penelitian, kontribusi/manfaat, metode penelitian atau rencana
penelitian, jadwal penelitian, rencana
anggaran penelitian, daftar pustaka, lampiran dan lain-lain (Ditjen Dikti,
2004).
1) Judul
Penelitian
Judul
PTK hendaknya menyatakan dengan cermat dan padat permasalahan serta bentuk
tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi
judul hendaknya singkat, spesifik, jelas, dan sederhana, namun secara tersirat
telah menampilkan sosok PTK dan bukan sosok penelitian formal. Dengan kata
lain, judul cukup jelas mewakili gambaran tentang masalah yang akan diteliti
dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap
masalah yang dihadapi.
Judul
penelitian berikut ini bukanlah judul yang baik untuk sebuah PTK.
(a) Kemampuan Menulis Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar
Se-Kecamatan Jambangan, Surabaya
(b) Dampak Pembelajaran Kooperatif terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Se-Kecamatan Lembeyan, Kabupaten
Magetan.
(c) Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Metode
Langsung
(d) Sopan Santun Siswa SMU Kodya Surabaya
(e) Belajar
Mandiri dan Dampaknya terhadap Prestasi Siswa
2) Pendahuluan/Latar
Belakang
Dalam pendahuluan/latar belakang masalah
ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan masalah yang akan diajukan oleh
peneliti melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkan kesenjangan antara das Sollen dan das Sein, antara apa yang seharusnya dan apa yang terjadi di
lapangan, antara de jure dan de facto. Perlu disampaikan fakta-fakta
yang mendukung atas dasar pengalaman guru atau pengamatan guru selama mengajar dan pengamatan guru
melalui kajian dari berbagai bahan pustaka yang relevan.
3) Perumusaan
Masalah
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani
melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah
hendaknya benar-benar diangkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang
layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya, permasalahan yang
dimaksud sebaiknya bukan permasalahan yang secara teknis metodologis di luar
jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh
identifikasi masalah yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti
dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu ditangani itu
tampak menjadi lebih jelas.
4) Tujuan Penelitian
Tujuan
PTK hendaknya dirumuskan secara singkat dengan mendasarkan pada permasalahan
yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga
tampak keberhasilannya.secara jelas. Sasaran antara dan sasaran akhir tindakan
penelitian hendaknya dipaparkan secara gamblang dalam bagian ini. Perumusan
tujuan harus taat asas dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam
bagian-bagian sebelumnya.
5)
Kontribusi/Kemanfaatan Hasil Penelitian
Di samping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan
kemanfaatan penelitian. Dalam hubungani, perlu dipaparkan secara spesifik
keuntungan-keuntungan yang dijanjikan terhadap kualitas pendidikan dan/atau
pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa sebagai pemetik manfaat
langsung hasil PTK, di samping bagi guru khususnya guru pelaksana PTK, bagi
rekan-rekan guru lainnya, bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru., maupun
komponen pendidikan di sekolah lainnya.
6) Tinjauan Pustaka (Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan)
Dalam bagian ini diuraikan landasan substantif--dalam
arti teoretik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan
alternatif tindakan yang akan diimplementasikan.
7) Prosedur Penelitian
Prosedur
penelitian yang akan dilakukan diuraikan secara jelas, demikian juga subjek, setting, dan lokasi penelitian. Prosedur hendaknya dirinci
dari perencanaan-tindakan-observasi/evaluasi-refleksi,
yang bersifat daur ulang atau siklus.
a) Setting penelitian dan karakteristik subjek
penelitian
Pada bagian ini disebutkan di mana
penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dan
kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar belakang sosial
ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain
sebagainya.
b) Variabel yang diteliti
Dalam penelitian ini ditentukan
variabel Penelitian yang dijadikan titik-titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel masukan (input); (2) variabel
proses penyelengganaan KBM, dan (3) variabel keluaran (output).
c) Rencana tindakan
Pada
bagian ini dikemukakan rencana tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajanan
seperti:
(1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan
sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behaviour,
pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario
pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain
yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
(2) Implementasi tindakan, yaitu deskripsi
tindakan yang akan digelar, skenanio kerja tindakan perbaikan, dan prosedur
tindakan yang akan diterapkan.
(3) Observasi dan interpretasi, yaitu uraian
tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dan
implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
(4) Analisis dan refleksi, yaitu uraian tentang
prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan
proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan
dilibatkan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.
d)
Indikator kinerja/ indikator keberhasilan
Pada bagian ini tolok ukur keberhasilan
tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan
verifikasinya. Untuk tindakan perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi
kesalahan konsep siswa, misalnya, perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam
bentuk pengurangan (jenis dan/atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang
tertampilkan.
8) Jadwal Penelitian
Jadwal
kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan
dari awal sampai akhir.
9) Rencana
Anggaran
Berikut ini adalah beberapa hal yang
berhubungan dengan perencanaan anggaran.
a) Komponen Pembiayaan
Rencana anggaran meliputi kebutuhan
dukungan untuk tahap persiapan, pelaksanaan penelitian, dan pelaporan. Secara
lebih rinci, pembiayaan yang termasuk dalam setiap bidang adalah sebagai
berikut.
(1) Persiapan
Kegiatan persiapan di antaranya
meliputi pertemuan anggota tim peneliti untuk menetapkan jadwal penelitian dan
pembagian kerja, menyusun instrumen penelitian, menetapkan format pengumpulan
data, menetapkan teknik analisis data, dan sebagainya.
(2) Kegiatan operasional di lapangan
Dalam kegiatan operasional dapat
tercakup di antaranya pelancaran tes diagnostik dan analisis hasilnya, gladi
bersih implementasi tindakan perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan,
observasi dan interpretasi pelaksanaan tindakan perbaikan, pertemuan refleksi,
perencanaan tindakan ulang, dan sebagainya.
(3) Penyusunan laporan hasil PTK
Pembiayaan
dalam bagian ini adalah penyusunan konsep awal laponan, reviu konsep laporan,
penyusunan konsep laporan akhir, seminar lokal hasil penelitian, seminar
nasional hasil penelitian, dan sehagainya. Juga termasuk dalam pembiayaan
adalah penggandaan dan pengiriman laporan hasil PTK , serta pembuatan artikel
hasil PTK.
b) Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan
Biaya penelitian harus dirinci
berdasarkan kegiatan operasional yang dijabarkan dan metodologi yang
dikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya, kegiatan operasional itu harus jelas
namanya, tempatnya, lamanya, jumlah pesertanya, sarana yang diperlukan dan kelüaran
yang diharapkan.
10) Personalia Penelitian
Dalam
bagian ini hendaknya dicantumkan nama-nama anggota tim peneliti dan
uraian/tugas peran setiap anggota peneliti serta jam kerja yang dialokasikan
setiap minggu untuk kegiatan penelitian.
11) Daftar Pustaka
Daftar
pustaka disusun menurut urutan abjad pengarang. Pustaka
yang ditulis hendaknya benar-benar relevan dan sungguh-sungguh dipergunakan
dalam penelitian
12) Lampiran
dan Lain-lain
Bagian ini dapat berisi curriculum vitae ketua dan para anggota
tim peneliti, menyangkut identitas, riwayat pendidikan, pelatihan di bidang
penelitian yang telah diikuti, baik sebagai penatar/pelatih maupun sebagai
peserta, dan pengalaman dalam penelitian termasuk dalam PTK.
D. Laporan
Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengantar
Alur sebuah penelitian pada akhirnya
akan bermuara pada pembuatan laporan penelitian. OIeh sebab itu, laporan
penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam proses penelitian. Ia
merupakan pertanggungjawaban peneliti terhadap ilmu yang digelutinya. Ia ]uga
merupakan pertanggungjawaban peneliti terhadap lembaga atau badan sponsor yang
mendukung penelitiannya. Bagaimanapun pentingnya teori dan hipotesis, bagaimana
pun telitinya kita membuat rancangan penelitian, serta betapa hebatnya pun kita
menghasilkan sebuah penelitian, penelitian hanya akan mempunyai arti apabila
hasilnya dilaporkan secara memadai melalui laponan penelitian (Shah, 1985).
2. Isi Laporan PTK
Secara umum, laporan penelitian pada
hakikatnya berisi tiga hal pokok, yakni bagian awal, bagian isi atau tubuh
laporan, dan bagian akhir (Balian, 1982). Laporan PTK secara hakiki juga berisi
tiga hal? penting tersebut (Cf. Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999; Departemen
Pendidikan Nasional, 2000).
a. Bagian
AwaI Laporan PTK
Bagian
awal laporan PTK terdiri atas:
1)
halaman judul
2) halaman pengesahan
3) kata pengantar
4) daftar isi
5) daftar tabel (kalau ada)
6) daftar grafik (kalau ada)
7) daftar gambar (kalau ada)
8) daftar lambang/singkatan (ka!au ada)
1) Halaman Judul
Halaman judul lazimnya berisi (I)
judul penelitian, (2) logo lembaga (bila diperlukan), (3) nama peneliti, (4)
lembaga tempat peneliti bekerja, (5) tahun
pembuatan laponan, dan (6) lain-lain yang dianggap perlu, misalnya nomor
laporan, sumber dana, dan sebagainya.
2) Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi pengesahan
oleh lembaga. Dalam halaman ini dimuat hal-hal sebagai berikut (1) judul PTK,
bidang ilmu, dan kategori penelitian, (2) identitas peneliti, (3) lokasi
penelitian, (4) biaya penelitian, dan (5)
sumber dana penelitian.
3) Kata Pengantar
Bagian ini lazimnya berisi ucapan
terima kasih, baik kepada Tuhan Yang Maha Kuasa maupun kepada Sejawat atau
siapa saja yang terlibat dalam penelitian itu sampai pada pembuatan laporannya.
4) Daflar lsi
Bagian ini memuat bab dan subbab
yang ada dalam laporan penelitian lengkap dengan halamannya. Juga dari daftar
isi ini dapat diketahui segala sesuatu yang ada dalam laporan penelitian itu.
5) Daftar
Tabel, Gambar, Graflk, dun Lain-lain
Bagian ini menunjukkan tabel,
grafik, gambar, atau lambang-lambang lain yang ada dalam laporan penelitian
tensebut.
6) Daftar Lampiran
Daftar lampiran berisi lampiran yang
diperlukan dalam laporan penelitian tensebut. Lampiran itu dapat berupa,
misalnya, data yang telah diseleksi, hitungan hasil analisis data kuantitatif
yang rumit, instrumen penelitian, contoh surat, dokumen, foto, dan sebagainya.
7) Abstrak
Bagian ini memuat sari laporan
penelitian. Lazimnya bagian ini secara ringkas menjelaskan tentang latar
belakang, masalah dan tujuan penelitian, manfaat, metode penelitian, hasil
penelitian, simpulan dan saran. Abstrak PTK lazim ditulis dalam bahasa Indonesia
dan ada terjemahannya dalam bahasa Inggris. Ukuran abstrak kira-kira 300--500
kata. Abstrak penelitian diketik dengan spasi tunggal.
b) Bagian
Tubuh Laporan
Bagian ini terdiri atas empat bab,
yakni Bab I Pendahuluan, Bab II Prosedur Penelitian Tindakan, Bab III Hasil
Penelitian dan Pembahasan, Bab IV Simpulan dan Saran.
1)
Bab I Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan terdapat (a)
masalah dan latar belakang masalah, (b) tindakan yang dipilih, (c) tujuan, (d)
lingkup penelitian, (e) signifikansi
hasil penelitian.
(a) Masalah dan
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi
rasional mengapa penelitian itu dilaksanakan. Dalam bagian ini dipaparkan
kesenjangan yang ada antara harapan (das Sollen) dan kenyataan (das Sein), baik
kesenjangan teoretik maupun kesenjangan praktis yang melatanbelakangi masalah
yang diteliti. Dalam bagian ini perlu dipaparkan secara ringkas, tetapi tajam
tentang kajian dan berbagai bahan pustaka yang relevan yang dapat mendukung
kesenjangan antara hanapan dan kenyataan
yang dilontarkan peneliti.
(b) Tindakan yang Dipilih
Dalam bagian ini diuraikan secara
tajam tentang tindakan yang dipilih dalam PTK. Uraian itu diikuti dengan
argumentasi teoritis maupun praktis terhadap pemilihan tindakan tersebut. Pada
bagian ini hendaknya dirumuskan hipotesis sebagai landasan tindakan yang
digunakan, bila dipandang memungkinkan.
(c) Tujuan
Tujuan penelitian selalu mengacu
pada permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian. Dalam bagian ini
tujuan penelitian harus dirumuskan dan bahkan hasil penelitian yang diharapkan
dapat dicanangkan.
(d) Lingkup Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan lingkup
atau batas-batas tindakan yang diambil oleh peneliti dan penjelasan yang akurat
mengapa penelitian membatasi tindakan tersebut pada lingkup itu.
(e) Signifikansi Penelitian
Dalam bagian ini perlu diuraikan
kemanfaatan PTK itu, khususnya bagi siswa yang merupakan pemetik keuntungan
secara langsung atas PTK tersebut.
2) Bab II Kajian Pustaka
Bagian ini berisi kajian penelitian
terdahulu yang relevan; kajian teori (khususnya mengenai masalah yang ada dan tindakan); serta kerangka
berpikir. Kajian penelitian terdahulu
yang relevan dapat juga menyatu dengan kajian teori.
3) Bab III
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Dalam
bab ini terdapat subbab (a) setting penelitian, dan (b) prosedur penelitian.
a) Setting Penelitian
Dalam
bagian ini perlu dipaparkan lokasi penelitian, yakni sekolah, kelas. Di samping itu perlu juga dipaparkan waktu
penelitian, misalnya cawu I, II, II, dan sebagainya.
b) Prosedur Penelitian
Dalam bagian ini dipaparkan gambaran
umum penelitian yang dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus penelitian
yang dilakukan. Perlu juga diadakan penjelasan secara tajam tentang rincian
prosedur PTK sebagai berikut ini (Cf Tim Pelatih PGSM, 1999; Hopkins, 1992;
Soedarsono, 1997).
(1) Persiapan Tindakan
(2) Implementasi tindakan
(3) Pemantauan
dan Evaluasi
(4) Analisis
dan Refleksi
4) Bab IV Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Dalam bagian ini disajikan hasil
penelitian atau temuan penelitian setelah tindakan diterapkan. Penyajian temuan
harus sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan. Temuan hasil penelitian itu
kemudian dibahas secara tajam dan lengkap. Pembahasan tersebut hendaknya
memberikan penjelasan tentang kegagalan atau keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan dalam penelitian tersebut.
5) Bab V Simpulan
dan Saran
Bagian
ini berisi dua subbagian, yakni simpulan dan saran. Dalam bagian simpulan peneliti menyimpulkan
hasil penelitian sccara lengkap sesuai dengan
masalah yang diteliti.
Saran yang disampaikan peneliti
selayaknya juga tetap mengacu pada permasalahan serta simpulan. Kadang-kadang
muncul saran yang begitu saja jatuh dari langit.
6) Bagian
Akhir Laporan Penelitian
Bagian
ini berisi (a) daftar pustaka, (b) lampiran
a) Daftar Pustaka
Kesalahan
yang sering terjadi dalam penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1) Pustaka tidak ditulis sesuai dengan pedoman
penulisan daftar pustaka.
2) Daftar pustaka yang dicantumkan tidak dirujuk
dalam tubuh laporan.
3) Pustaka yang dirujuk dalam tubuh laporan
teryata tidak tercantum dalam daftar pustaka.
b) Lampiran
Dalam PTK hal-hal yang perlu
dilampirkan adalah sebagai berikut.
1) Model program yang sekaligus memperlihatkan
skenario tindakan.
2) Instrumen penelitian.
3) Data pendukung.
4) Curriculum
vitae peneliti.
3. Penutup
Laporan penelitian tidak dapat
dianggap sebagai karya yang dapat dikerjakan sambil lalu. Peneliti harus
benar-benar mengerjakannya dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya benar-benar
maksimal.
No comments:
Post a Comment