Wednesday, 15 September 2021

Klasifikasi Kata Dalam Bahasa Arab

 


Secara etimologi
kalimah memiliki arti “kata”. Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli tata bahasa arab yaitu kata yang mufrod tidak tersusun dari 2 kata atau lebih dan dengan kata lainnya yang digunakan untuk membentuk kalimat/ jumlah.

Oleh karena itu maka dapat diketahuilah bahwa kalimah/kata terbagi kedalam 3 bagian/kelas utama:

1.    Isim/ nomina

Isim adalah kata yang menunjukan arti dirinya maupun situasinya sendiri dan tidak ada keterkaitan dengan waktu, isim lebih dikenal dengan kata benda (nomina). Isim bisa berupa Nama seseorang, nama suatu daerah, benda mati, benda hidup (hewan/binatang), kata sapaan dan kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nama seseorang, daerah maupun benda hidup ataupun benda mati lainnya.

Adapun ciri dari isim yaitu:

·         Isim Dhomir

·         Awalan ال

·         Adanya tanwin (fathahtain, kasrohtain maupun dhomahtain)

·         Kata sapaan, dan

·         Jar Majrur

2.    Fi’il/ Verba

Fi’il adalah suatu kata yang menunjukan makna dirinya dan situasinya dimana kata tersebut memiliki keterikatan dengan waktu atau lebih dikenal dengan kata kerja (verba). Ketika kata tersebut merujuk terhadap sesuatu yang telah di kerjakan maka disebut dengan fi’il Madhi, jika kata tersebut merujuk terhadap sesuatu yang akan maupun sedang dikerjakan maka disebut dengan fi’il mudhari, dan jika kata tersebut merujuk terhadap suatu permintaan atas suatu pekerjaan tertentu maka disebut dengan fi’il amr.

Dari takrif diatas maka dapat disimpulakn bahwa fi’il secara umum adalah arti yang ditunjukan untuk perbuatan maupun kejadian, oleh karena itu fi’il dalam bahasa arab pasti akan memiliki fa’il yang berupa isim karena semua kata kerja akan membutuhkan orang/ benda yang mengerjakannya.

Adapun ciri-ciri dari fi’il adalah

·         قد

·         س

·         سوف

·         تاء تئنث

·         ن  taukid (dhomir fa’il)

3.    Harf/ Pertikel

Harf adalah kata yang memiliki arti yang sempurna kecuali jika telah disandingkan dengan kata lainnya yang sifatnya sebagai pengait atau penghubung kalimah lain. Harf tidak layak disertai oleh tanda-tanda isim maupun fi’il. Harf dapat dimaknai seperti Jar Majrur, Istifham, Harf Nahy dan Nafy atau disebut dengan Harf Ma’na. Tetapi jika Harf tersebut tidak bersanding dengan kalimah lain maka harf tersebut akan menjadi harf yang sifatna seperti Harf Mabani.

No comments:

Post a Comment