1. Sejarah Bahasa Samiyah
Bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa yang berhubungan dengan salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah Scholozer pada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bahasa orang Ibrani dan bangsa Arab. dia melihat antara bahasa Ibrani dan Arab ternyata ada hubungan dan kesamaan. Scholozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang ada di kitab Taurat tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar. Bangsa dan kabilah dibagi menjadi tiga bagian yang semuanya kembali kepada anak-anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafat.
2. Bahasa Samiyah Cabang Rumpun Bahasa Afro-Asiatic
Terdapat beberapa teori dalam pembagian bahasa-bahasa di dunia.
Teori pertama melahirkan pembagian bahasa berdasar rumpun bahasa. Saat ini dua pertiga penduduk dunia menggunakan bahasa dalam 6 rumpun bahasa terbesar di dunia yaitu:
A. Rumpun India-Eropa (Indo-European)
adalah rumpun bahasa dengan jumlah penutur terbanyak. Diantaranya ariyah dengan 2 cabangnya yaitu India dan Iran, bahasa Yunani, Italia, dan Jerman
B. Sino–Tibetian
Rumpun yang terkonsentrasi di Asia Timur dan Asia Tenggara. Cabang bahasanya diantaranya adalah Sinitic, Lolo-Burmese, Tibetic, dan Karen.
C. Niger-Congo
Merupakan rumpun tersebar di penjuru Afrika Sub-Sahara. Penutur yang banyak pada rumpun ini adalah Swahili, Yoruba, Ighbo, dan Fula.
D. Afro- Asiatic,
Rumpun ini terdiri dari sekitar 300 bahasa yang mayoritas digunakan di Asia Barat, Afrika Utara, dan sebagaian wilayah Sahel. Rumpun ini dibagi menjadi 6 cabang yaitu Berber, Chadic, Cushitik, Egyptian, Omotic, dan Semitic. Golongan bahasa semit adalah bahasanya kaum Semit. Mereka adalah Arramy, Finiqi, Yahudi, Arab, Yaman, dan Babilonia.
E. Austronosian
Cakupannya membentang anatara Madagaskar sampai Christmas Island, Taiwan sampai Selandia Baru dan pulau di Pasifik kecuali bahasa asli Papua dan Australia. Bahasa Indonesia masuk dalam Rumpun bahasa Ini.
F. Trans-New Guinea
Ada 477 bahasa yang termasuk dalam rumpun ini yang lokasinya terkonsentrasi di Pulau Papua dan Kepulauan sekitarnya.
Teori kedua adalah pembagian yang didasarkan pada kriteria peningkatan yang berhubungan dengan kaidah gramatikal bahasa. Berdasar ini ada 3 pembagian bahasa yaitu:
a. Bahasa isolasi yaitu bahasa yang tidak berubah-ubah.
b. Bahasa yang melekat, yaitu bahasa yang dihiasi oleh awalan dan akhiran yang terikat dengan bahasa asli.
c. Bahasa analisis. Setiap perubahan bentuk diikuti perubahan maknanya.
3. Bahasa Semit dan Perkembangan Awalnya
Para ilmuan menamai dengan bahasa-bahasa Semitik, yaitu bahasa bangsa Aram, Fenisia, Ibrani, Arab, Yaman, dan Babilonia-Suriah. Para peneliti sepakat bahwa bangsa Semit memiliki satu negeri asal namun masih banyak diperdebatkan, negeri yang menjadi perdebatan asal bahasa semit yaitu:
a. Lahm, daerah di barat daya jazirah arab (Yaman),
b. Selatan Irak,
c. Kota Kan’an
d. Armenia, dan
e. Habsyah atau selatan Afrika
Perbedaan para pakar juga muncul dalam menentukan bahasa Semit yang pertama. Ada yang berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa Semit pertama, ada juga yang mempertahankan bahwa Syuria, Babilonia adalah bahasa Semit yang pertama. Sementara muncul juga pendapat yang mengatakan bahasa Arab merupakan bahasa yang lebih dekat dengan bahasa orang-orang semit kuno.
4. Karakteristik Bahasa Samiyah
Karakteristik bahasa Samiyah yang penting ialah:
a. Penulisan bahasa Samiyah lebih menggunakan huruf konsonan daripada vokal (harakat).
b. Bahasa Samiyah menyerupai bahasa Arab dalam pembentukan isim dari aspek bilangan dan jenis-jenisnya, pembentukan fi’il dari aspek zaman, mujarrad, mazid, shahih, dan mu’tal.
c. Mayoritas kata-katanya terdiri dari tiga huruf.
d. Bahasa Samiyah dicirikan dengan dua huruf halqi yaitu ح dan ع ,dan huruf-huruf .ص، ض، ط، ظ yaitu ithbaq
e. Hampir tidak ada kata benda yang memakai tarkib mazji
f. Bahasa Samiyah terkadang dibentuk dengan Isytiqaq dengan mengubah harakat.
g. Bahasa Samiyah menyerupai bahasa Arab dalam dlomir dan hubungannya dengan isim, fi’il, hurf, dalam kumpulan sighat, serta beberapa isim musytaq seperti isim fail, isim maful, isim zaman, isim makan, dan isim alat.
5. Perbedaan di antara Bahasa Semit
a. Kaidah
Perbedaan diantara bahasa semit dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu:
• Mema’rifahkan kata.
• Menentukan tanda jamak.
b. Fonetik
perbedaan dari aspek fonetik di antaranya:
Bahasa Arab yang memiliki huruf ظ, غ, ذ ,dan ض yang tidak terdapat dalam bahasa Ibriya.
Dua fonetik Ibriya yaitu p dan v yang tidak ada di bahasa Arab.
Tidak terdapat ق, ع ,dan س dalam bahasa Babilonia.
Biasanya apabila dalam bahasa Ibriya berbentuk س maka dalam bahasa Arab dan Habsy berbentuk ش dan sebaliknya.
c. Tata Bahasa
Bahasa Semit selalu berubah (berinflaksi)
d. Kosakata dan ketepatan
Bahasa semit memiliki banyak kosakata, dengan banyak kata untuk satu objek.
e. Sintaks, Gaya dan sastra
Dalam bahasa semit sintaks terdiri dari
kesederhanaan artikulasi
kejelasan persepsi
Keringkasan ungkapan
f. Tidak Ada Kata Gabungan
Bahasa semit hampir tidak dijumpai kata gabungan
6. Asal-usul Bahasa Arab
Dilihat dari aspek historisnya ternyata bahasa Arab mempunyai persamaan dengan bahasa serumpun dengannya. Kemajuan dan perkembangan pesatnya bahasa Arab ini bermula sejak diturunkannya Al-Qur’an dan secara tidak langsung menjadi bahasa seluruh umat Islam di dunia. Semua aspek keilmuan Islam dan penyebaran dakwah islam ke seluruh pelosok bumi ini, menggunakan bahasa arab baik itu bahasa lisan maupun tulisan. Bahasa Samiyah induk terbagi menjadi dua bagian bahasa, yaitu
a. bagian timur yang terdiri dari Babilonia Al-Asyuriah
b. bagian barat yang bercabang diantaranya Aramiyah, Kan’an, dan Arab.
c. bagian selatan yaitu Mu’iniyah, Saba, Hadramaut, Qitbaniyah, Habasyah.
d. bagian utara terbagi menjadi bahasa Arab badiah yang terdiri dari bahasa Tamim dan Hijaz.
Dilihat dari segi masa perkembangannya, maka bahasa Arab itu terbagi kepada dua macam:
Al-Arabiyat al-ba’idah dikenal dengan sebutan Arabiyat al-nuqusy (bahasa Arab prasasti), yaitu bahasa Arab yang telah punah. misalnya, dialek al-tsamudiyah, al-shafawiyah, dan al-lihyaniyah.
Al-Arabiyat al-Baaqiyah, yaitu bahasa Arab yang masih ada sekarang ini merupakan percampuran dari berbagai macam dialek.
Bahasa Arab Baqiyah
a. Pengertian Bahasa Arab Baqiyah
Bahasa Arab Baqiyah adalah bahasa yang dipergunakan secara mutlak oleh bangsa Arab (orang-orang Arab) baik dalam tulisan, karangan kesusastraan dan sebagainya, seperti yang ada sekarang ini. Dan secara langsung dapat kita saksikan dalam al-Qur'an dan al-Hadits.
b. Perkembangan Bahasa Arab Baqiyah
Bahasa Arab Baqiyah ini tumbuh dan berkembang di negeri Nejed dan Hijaz. Kemudian tersebar luas ke sebagian besar negeri Semit dan Hamit. Dari sinilah timbul dialek. Dialek yang dipergunakan di masa kini di negeri Hijas, Nejed, Yaman dan daerah sekitarnya seperti Emirat arab, Palestina, Yordania, Syiria, Libanon, Irak, Kuait, Mesir, Sudan, Libia, al-Jazair, dan Maroko.
c. Karakteristik Bahasa Arab Baqiyah
Bahasa Arab Baqiyah meninggalkan pembebasan kata terhadapnya dan bahasa yang masih digunakan sehari-hari oleh orang-orang di berbagai daerah Arab. Hal itu adalah perpaduan dari berbagai dialek yang berbeda-beda, sebagian besar dari Jazirah Utara, dan sebagian lagi dari negeri-negeri Selatan yang bercampur satu sama lain sehingga menjadi bahasa yang satu yaitu Arab Fushah.
d. Pembagian Bahasa Arab Baqiyah
Bahasa Arab Baqiyah terbagi kepada dua bagian, yaitu;
1. Al-Arab al-Aribah, mereka itu berasal dari Qahtan. Bani qathan dengan dua suku induknya, Kahlan dan Himyar mendirikan Himyar dan Tababi'at. Disebut dalam al-Qur'an "Tabba". mereka yang mendirikan kerajaan Saba'.
2. Al-Arab al-Musta’ribah keturunan nabi Ismail, mereka kemudian terkenal dengan nama "bani Adnan". Dari kabilah Adhan ini lahirlah beberapa kabilah, di antaranya bani Kinanah yang selanjutnya melahirkan kabilah Quraisy
7. Ciri-Ciri Bahasa Arab Fushah
• Derajatnya amat tinggi, jauh di atas dialek-dialek percakapan yang berlaku dalam bahasa sehari-hari.
• Dalam bahasa Arab standard tidak terdapat ciri-ciri yang bersifat kedaerahan atau yang ada kaitannya dengan kabilah tertentu.
No comments:
Post a Comment