ILMU NAHWU
Menurut bahasa Nahwu adalah bentuk mashdar dari kata نحا – ينحو yang artinya menuju, sisi, arah, seperti, bagian dan tujuan. Menurut penulis Dalil at-thalibin li kalam an-nahwiyyin, kata nahwu memiliki bebrapa arti yaitu: القصد (sengaja), الجهة (arah), المقدار (takaran), المثل (padanan), البعض (sebagian) dan النوع (jenis). Namun dalam pengertian secara umum nahwu berati ‘contoh’. Dikarenakan pada ulasan-ulasan ilmu nahwu selalu menyediakan banyak contoh dalam setiap kaidahnya.
Banyak definisi dari nahwu jika dilihat dari berbagai sisi, diantaranya:
1. Ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas tentang berbagai
kaidah (ushu) yang berkaitan dengan perubahan (i‘rab) atau ketetapan (bina’)
akhir kata dalam struktur
kalimat. Perubahan akhir kata ini biasanya disebabkan oleh amil yang
mempengaruhinya.
2. Ilmu nahwu ialah ilmu yang membahas keadaan setiap
akhir kata dalam struktur kalimat, baik yang mu’rab (berubah) atau yang mabni
(tetap).
3. Ilmu nahwu disebut juga ilmu i’rab atau ilmu yang membahas perubahan akhir kalimah, baik pada hurufnya maupun pada harokatnya yang disebabkan oleh adanya amil.
Maka ada kesepakatan dalam mendefinisikan ilmu nahwu, bahwa ilmu nahwu adalah salah satu bidang ilmu bahasa Arab yang mengkaji struktur kalimat dan membahas tentang kaidah-kaidah yang mengatur tentang perubahan (i’rab) atau penetapan (bina’) pada bunyi akhir struktur kata (kalimah) berbahasa Arab.
Secara umum objek dari kajian nahwu adalah semua kata bahasa Arab yang tersusun di dalam struktur kalimat ditinjau dari perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhinya atau fungsi kata tersebut di dalam kalimah.
Menurut Syaikh Ahmad bin Umar mengatakan bahwa ilmu nahwu itu merupakan kunci syariat Sedangkan terjaganya lisan dari kesalahan ketika berbicara merupakan faedah tambahan. Maka tidak sepatutnya bagi seorang penuntut ilmu menjadikan tujuan utama dalam mempelajari ilmu nahwu hanya supaya terjaga lisannya dari kesalahan saat berbicara.
Adapaun manfaat dari ilmu nahwu itu sendiri adalah adar terjaganya keaslian dan kemurnian Bahasa Arab, lebih khusus lagi agar terjaganya Al-Qur’an dan Al-Hadits.
POLA KALIMAT DASAR BAHASA ARAB
Dalam kaidah Nahwu yang menjadi salah satu bahasan penting adalah
tuturan, kalam atau kalimat dasar. Secara global kalam adalah tuturan yang
memiliki maksud tertentu yang disepakati oleh penutur dan petutur. Pada kajian
nahwu klasik, permasalahan antara kalam, kalimah, kalim, dan qaul merupakan
persoalan pokok yang menjadi acuan pembahasan kaidah nahwu.
Para ulama nahwu (Ahli Bahasa) mendefinisikan kalam (kalimat dasar) adalah lafazh (ucapan/tuturan) yang mengandung maksud yang jelas sehingga yang mengucapkan dan yang mendengarnya memahaminya tanpa keraguan.
Struktur kalimat dasar (kalam) dalam bahasa arab terbagi menjadi dua
bagian:
· Jumlah Fi’liyah (Kalimat Verba) yaitu kalimat yang memiliki pola kata fi’il (verba) sebagai pangkal kalimat lalu diikuti dengan fa’il (subjek) atau naibul fa’il (pengganti subjek).
فعل + فاعل
Misalnya قد أفلح المؤمنون, جاء نصر الله
· Jumlah Ismiyah (kalimat nomina) yaitu kalimat yang memiliki pola kata isim (nomina) sebagai mubtada yang merupakan pangkal kalimat lalu diikuti oleh khabar (predikat) sebagai pelengkap mubtada.
مبتداء + خبر
Misalnya المؤمنون مفلحون, نصر الله جاء
Seluruh struktur kalimat dasar (kalam) sangat erat sekali kaitannya dengah kata (morfem) oleh karena itu untuk mengantarkan pemahaman terhadap struktur kalimat dasar dalam bahasa arab maka harus difahami dulu klasifikasi kata dalam bahasa arab tersebut yang sebenarnya memiliki sedikit perbedaan dengan bahasa yang lainnya.
No comments:
Post a Comment