Monday 6 December 2021

Ilmu Nahwu dan Pola Dasar Kalimat

 

ILMU NAHWU

Menurut bahasa Nahwu adalah bentuk mashdar  dari kata نحا – ينحو yang artinya menuju, sisi, arah, seperti, bagian dan tujuan. Menurut penulis Dalil at-thalibin li kalam an-nahwiyyin, kata nahwu memiliki bebrapa arti yaitu: القصد (sengaja), الجهة (arah), المقدار (takaran), المثل (padanan), البعض (sebagian) dan النوع (jenis). Namun dalam pengertian secara umum nahwu berati ‘contoh’. Dikarenakan pada ulasan-ulasan ilmu nahwu selalu menyediakan banyak contoh dalam setiap kaidahnya.

Banyak definisi dari nahwu jika dilihat dari berbagai sisi, diantaranya:

1.    Ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas tentang berbagai kaidah (ushu) yang berkaitan dengan perubahan (i‘rab) atau ketetapan (bina’) akhir kata  dalam  struktur  kalimat. Perubahan akhir kata ini biasanya disebabkan oleh amil yang mempengaruhinya.

2.    Ilmu nahwu ialah ilmu yang membahas keadaan setiap akhir kata dalam struktur kalimat, baik yang mu’rab (berubah) atau yang mabni (tetap).

3.    Ilmu nahwu disebut juga ilmu i’rab atau ilmu yang membahas perubahan akhir kalimah, baik pada hurufnya maupun pada harokatnya yang disebabkan oleh adanya amil.

Maka ada kesepakatan dalam mendefinisikan ilmu nahwu, bahwa ilmu nahwu adalah salah satu bidang ilmu bahasa Arab yang mengkaji struktur kalimat dan  membahas tentang kaidah-kaidah yang mengatur tentang perubahan (i’rab) atau penetapan (bina’) pada bunyi akhir struktur kata (kalimah) berbahasa Arab.

Secara umum objek dari kajian nahwu adalah semua kata bahasa Arab yang tersusun di dalam struktur kalimat ditinjau dari perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhinya  atau fungsi kata tersebut di dalam kalimah.

Menurut Syaikh Ahmad bin Umar mengatakan bahwa ilmu nahwu itu merupakan kunci syariat Sedangkan terjaganya lisan dari kesalahan ketika berbicara merupakan faedah tambahan. Maka tidak sepatutnya bagi seorang penuntut ilmu menjadikan tujuan utama dalam mempelajari ilmu nahwu hanya supaya terjaga lisannya dari kesalahan saat berbicara.

Adapaun manfaat dari ilmu nahwu itu sendiri adalah adar terjaganya keaslian dan kemurnian Bahasa Arab, lebih khusus lagi agar terjaganya Al-Qur’an dan Al-Hadits.

POLA KALIMAT DASAR BAHASA ARAB

Dalam kaidah Nahwu yang menjadi salah satu bahasan penting adalah tuturan, kalam atau kalimat dasar. Secara global kalam adalah tuturan yang memiliki maksud tertentu yang disepakati oleh penutur dan petutur. Pada kajian nahwu klasik, permasalahan antara kalam, kalimah, kalim, dan qaul merupakan persoalan pokok yang menjadi acuan pembahasan kaidah nahwu.

Para ulama nahwu (Ahli Bahasa) mendefinisikan kalam (kalimat dasar) adalah  lafazh (ucapan/tuturan) yang mengandung  maksud  yang  jelas  sehingga  yang  mengucapkan  dan  yang  mendengarnya memahaminya tanpa keraguan.

Struktur kalimat dasar (kalam) dalam bahasa arab terbagi menjadi dua bagian:

·         Jumlah Fi’liyah (Kalimat Verba) yaitu kalimat yang memiliki pola kata fi’il (verba)  sebagai  pangkal  kalimat  lalu  diikuti  dengan  fa’il  (subjek)  atau  naibul  fa’il  (pengganti subjek).

فعل + فاعل

Misalnya قد أفلح المؤمنون, جاء نصر الله

·         Jumlah Ismiyah (kalimat nomina) yaitu kalimat yang memiliki pola kata isim (nomina) sebagai mubtada yang merupakan pangkal kalimat lalu diikuti oleh  khabar  (predikat) sebagai pelengkap mubtada.

مبتداء + خبر

Misalnya المؤمنون مفلحون, نصر الله جاء

Seluruh struktur kalimat dasar (kalam) sangat erat sekali kaitannya dengah kata (morfem) oleh karena itu untuk mengantarkan pemahaman terhadap struktur kalimat dasar dalam bahasa arab maka harus difahami dulu klasifikasi kata dalam bahasa arab tersebut yang sebenarnya memiliki sedikit perbedaan dengan bahasa yang lainnya.

No comments:

Post a Comment